5 Perubahan yang Harus Dilakukan Argentina Saat Lawan Kroasia dan Nigeria

Ekspresi Lionel Messi usai Argentina gagal mengalahkan Islandia dan dirinya yang gagal penalti, Sabtu (16/6/2018)

Ekspresi Lionel Messi usai Argentina gagal mengalahkan Islandia dan dirinya yang gagal penalti, Sabtu (16/6/2018)

Caballero yang jadi pilihan utama di Rusia memang bagus saat masih membela Malaga. Tetapi sejak pindah ke Inggris (Manchester City dan sekarang Chelsea), dia hanya menjadi pilihan kedua bagi pemain seperti Joe Hart, Claudio Bravo dan Thibaut Courtois.

Pengambilan keputusannya buruk, respon rendah, bahkan penyelamatannya menyebabkan ketegangan yang tidak perlu dalam pertahanan.

Sampaoli bisa memilih salah satu dari dua kiper lain di skuad, Nahuel Guzman (Tigres) dan Franco Armani (River Plate). Meski eduanya sudah berusia 32 tahun, tetapi bermain lebih sering untuk klub daripada Caballero.

  1. Buat keputusan yang berani

Formasi dan personel yang dikerahkan melawan Islandia jelas tidak berfungsi karena terlalu banyak pemain tidak menyadari apa yang diperlukan dan penampilannya mengecewakan.

Kini Sampaoli harus membuat keputusan berani, seperti yang dilakukan ketika tidak membawa Mauro Icardi ke Rusia.

Opsi pertama adalah pemain seperti Biglia, Mascherano dan Di Maria harus dibuang dengan memilih pemain lain seperti Pavon, Banega, Paulo Dybala, dan bahkan Giovani Lo Celso.

Di depan, Sampaoli bisa memainkan Sergio Aguero dan Gonzalo Higuain secara bersamaan untuk memberi tekanan lebih kepada barisan pertahanan lawan.

  1. Messi Jangan Jadi Gelandang

Messi adalah satu-satunya alasan mengapa masih ada orang yang mengunggulkan Argentina jadi juara Piala Dunia 2018. Pemain Barcelona ini diharapkan memainkan peran besar dalam menentukan seberapa jauh tim akan melaju.

Masalahnya, setiap lawan Argentina selalu menyiapkan rencana terperinci untuk menutup pergerakan Messi. Akibatnya, serangan Argentina selalu kandas.

Menghadapi Islandia, Messi dimainkan sebagai gelandang serang atau pengatur serangan dan pemain lawan menjalankan strategi mencegah pergerakan Messi dan tidak memberinya ruang untuk berkreasi.

Terlebih tidak ada gelandang yang membantu Messi untuk mengkreasi peluang. Akibatnya Messi harus sering turun mendapatkan bola dan mengatur serangan.

Sampaoli harus menempatkan Messi tak jauh dari gawang lawan. Strategi ini bisa membuat pertahanan lawan lebih tertekan dan tidak akan meninggalkan La Pulga terlalu jauh.

Namun, strategi ini bisa bekerja jika lini tengah Albiceleste mampu mengalirkan bola lebih cepat ke depan. Ini adalah pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh Banega dan Lo Celso.

 (fat/pojoksatu)

 

 

loading...

Feeds

BYD M6 Diperkenalkan di GIIAS Bandung 2024

POJOKBANDUNG.com – Setelah sukses memperkenalkan kendaraan listrik (EV) unggulannya di GIIAS Jakarta dengan total pemesanan mencapai 2.920 unit, serta di …