Untuk diketahui, Mapolrestabes Surabaya diserang aksi bom bunuh diri tepat di gerbang di Jakan Sikatan, Krembangan, Surabaya Timur itu.
Sang pelaku, diidentifikasi mengendari dua motor dengan dua bom yang meledak nyaris bersamaan.
Akibat bom bunuh diri tersebut, dikabarkan ada korban dari anggota polisi yakni dari anggota Sabhara Polrestabes Surabaya.
Di waktu yang bersamaan, Tim Densus 88 Antiteror juga melakukan penyergapan terhadap terduga teroris di Sidoarjo.
Tepatnya di komplek Perumahan Puri Maharani Blok A4/11, Desa Masangan Wetan, Sukodono, Sidoarjo.
Dalam penyergapan itu, lima orang diamankan dan satu terduga teroris dikabarkan tewas.
Selain itu, didapati juga barang bukti enam bom pipa aktif.
Sebelumnya, Surabaya diguncang tiga serangan bom bunuh diri di tiga gereja berbeda di waktu tak terpaut jauh.
Para pelaku, diidentifikasi sebagai satu keluarga, yakni Dita Oepriarto dan Puji Kuswati, serta empat anaknya, Fadil (18), Firman Halim (16), Fadilah Sari (12) dan Pamela Rizkita (9).
Untuk Fadil dan Firman Halim, melakukan bom bunuh diri di Gereja Jalan Ngagel Madya itu meledak pada pukul 06.30 WIB dan menjadi aksi pertama.
Sedangkan Puji Kuswati bersama dua putrinya, melakukan bom bunuh diri di GKI Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB
Sementara Dita Oepriarto, melakukan penyerangan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna pad pukul 07.53 WIB.
Lalu, sekitar pukul 20.30 WIB, sebuah bon juga meledak di sebuah unit rusunawa Wonocolo, Jalan Sepanjang, Taman, Sidoarjo.
Dalam peristiwa yang terjadi di sebuah unit di Lantai 5 Blobk B tersebut, pelaku atas nama Anton terpaksa ditembak mati karena memegang switching peledak.
Sedangkan istri dan satu anaknya diketahui meninggal lebih dulu akibat bom rakitannya sendiri.
Sementara dua anaknya yang masih kecil dilarikan ke rumah sakit terdekat.
(ruh/pojoksatu)