POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 27 Juni mendatang lebih kompleks dibanding Pemilihan Presiden di Korea Selatan.
Setidaknya hal itu terlihat dari jumlah TPS sekitar 4.000 di Korsel dan sekitar 75 ribu pada pilgub Jabar.
Kompleksitas permasalahan tersebut antara lain karena wilayah yang relatif luas dan jumlah penduduk yang sangat banyak.
Hal itu dikemukakan Ketua KPU Jabar, Yayat Hidayat pada acara peresmian dan pembekalan agen sosialisasi KPU Provinsi dan KPUD Kabupaten/Kota pada Pilgub Jabar 2018 di Hotel Trans Luxury Jl. Gatotsubroto Bandung, Selasa (6/2).
Kegiatan itu dihadiri 1.309 peserta, terdiri atas 55 agen sosialisasi provinsi dan masing-masing dua orang dari seluruh kecamatan di Jawa Barat.
Dalam perspektif politik, kata Yayat, pilgub Jabar bisa menjadi investasi politik. Pengalaman membuktikan, siapa yang menguasai Jawa Barat, maka ia akan menjadi pemenang di tingkat nasional.
Misalnya, parpol pemenang di Jawa Barat tahun 1999, 2004, 2009, dan 2014 otomatis menjadi partai pemenang tingkat nasional.
“Wajar jika Provinsi Jawa Barat menjadi tempat kompetisi yang paling sengit. Wajar pula jika para pengamat menyebut Jawa Barat rawan konflik,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Yayat, kalau penyelenggara pemilu tidak profesional, bukan tidak mungkin prediksi itu akan terjadi.
“Itu pula sebabnya penyelenggara pemilu harus berusaha sekuat- kuatnya dan bekerja sekeras-kerasnya agar pilgub berjalan baik dan menghasilkan pemimpin yang memiliki kualifikasi mempimpin lima tahun de depan,” sebutnya.
Namun diakui Yayat, KPU tidak bisa melaksanakan sendiri tugas itu, sehingga merekrut agen sosialisasi sebagai kepanjangan tangan KPU.
“Sebelumnya kami telah melakukan serangan udara atau penyebarluasan informasi melalui media massa,” ungkap Yayat.
“Namun itu saja tidak cukup karena harus ada komunikasi atau penyebarluasan informasi tatap muka atau serangan darat, yang secara teknis dilakukan agen sosialisasi,” lanjutnya.
Yayat meyakini, 75 persen warga sudah mengetahui Pilgub, yang tentunya harus ditindaklanjuti agen sosialisasi agar 77 persen partisipasi pemilih sesuai target KPU RI bisa direalisasikan.
Tugas-tugas agen sosialisasi, menurutnya, antara lain memberi pemahaman kepada masyarakat terkait tahapan pilgub dan pemungutan suara.
Tampil sebagai narasumber Khoirun Naim, Sekretaris Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Barat dan Diah Fatimah Zuraida, akademisi bidang komunikasi dari Unpad. Komisioner KPU Jabar, Nina Yuningsih berperan sebagai moderator.