Bambang melanjutkan, sejauh ini pelaku multimedia di Indonesia yang tergabung di APMMI baru mencapai 500 anggota yang tersebar di Jawa Tengah, Aceh, Kota Mataram, termasuk Jabar. Dengan terbentuknya APMMI, para anggota bisa tersertifikasi multimedia yang bisa digunakan sebagai pendamping izajah. Bahkan, bisa digunakan untuk kepentingan perguruan tinggi seperti naik pangkat, sertifikasi dosen, support jurnal dan conference atau syarat administrasi penerbitan Jurnal.
“Kalau dulu komunitas multimedia berjalan sendiri-sendiri. Mereka kerap kesulitan saat memasuki dunia kerja meskipun sudah ahli dalam bidang multimedia. Tapi jika tergabung dalam satu wadah asosiasi maka bisa lebih mudah menghadapi dunia industri multimedia, baik untuk tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya.