POJOKBANDUNG.com, PERSIB – Regulasi kompetisi Liga 1 musim depan masih misteri. Namun, pertemuan PSSI dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) di Jakarta, mencuatkan secercah harapan. Paling tidak, awal kompetisi sudah ditetapkan.
Liga 1 dimulai pada 3 Maret. Kompetisi kasta tertinggi di Indonesia yang diikuti 18 klub itu direncanakan berakhir pada Oktober. Sementara itu, Liga 2 dimulai pada 17 Maret dan selesai pada November.
“Tadi sudah dibicarakan,” kata Anggota Executive Committee (Exco) PSSI Hidayat.
Menurut Hidayat, PSSI tengah menggodok regulasi untuk dua level kompetisi profesional tersebut.
Terkait pemain asing, misalnya, federasi menyiapkan draf untuk meniadakan marquee player. Keberadaan seperti Michael Essien di Persib pada ajang Liga 1 musim lalu itu dianggap tidak maksimal.
Bahkan marquee player dinilai menguras keuangan klub.
Chief Executive Officer (CEO) PT LIB Risha Adi Wijaya menyatakan, sebagai operator, pihaknya menyiapkan detail format kompetisi musim depan. Belum final. Tapi, PT LIB telah memiliki rancangan regulasi.
’’Terkait persiapan, regulasi, dan lain-lain. Regulasi juga di-review,’’ ujarnya.
Terkait dengan subsisi kepada klub Liga 1, sementara ini disepakati nilainya Rp 7,5 miliar. Jumlah itu sama dengan musim lalu.
Hanya, klub harus memenuhi sejumlah faktor agar bisa mendapatkan subsidi maksimal. PT LIB menjanjikan memberi subsidi minimal Rp 5 miliar. Pemberian Rp 2,5 miliar lainnya bergantung pada kemampuan klub melaksanakan tiga variabel lain.
Pertama, klub Liga 1 harus menjalankan program youth development U-16. Kedua, mendaftarkan dan memainkan pemain U-23. Ketiga, menjalankan persiapan club licensing.
’’Formulasinya masih dimatangkan. Nanti perhitungannya bakal disampaikan,’’ kata Hidayat.
Untuk club licensing, tahun lalu PSSI hanya meloloskan lima klub. Yakni Arema FC, Persib Bandung, Persija Jakarta, Madura United, dan Bali United.
Nah, dengan kebijakan dan pendekatan baru, PSSI berharap semakin banyak klub Liga 1 yang memenuhi aspek lisensi tersebut.