POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Berawal dari keprihatinan hilangnya budaya pencak silat, LSM GMBI Kota Bandung mengumpulkan 30 paguron pencak silat se-Kota Bandung.
“Selaku anak bangsa memiliki kepedulian terhadap pencak silat, budaya bangsa yang keberadaan semakin redup, sehingga kami berinisiatif menggelar silaturahmi ini. Pertemuan ini kami harapkan sebagai perekat paguron dan bisa melestarikan pencak silat, sebagai salah satu budaya bangsa,” ujar Moh Mahsur (Abah), Ketua LSM GMBI Kota Bandung, disela pertemuan 30 paguron se-Kota Bandung di Padepokan Seni Mayang Sunda, Kota Bandung, Selasa (26/12).
Abah mengaku khawatir pencak silat akan hilang, seperti seni dan budaya lain yang dicap oleh negara lain. Pencak silat, lanjut dia, saat ini tidak ada pembahasan lagi di masyarakat.
“Masalah ini tidak hanya tugas GMBI, tapi seluruh elemen terkait yang harus bersama-sama menjaganya,” tandasnya.
Di GMBI sendiri, kata dia, sudah menjadi kewajiban bagi seluruh anggota untuk melestarikan budaya dan seni, seperti pencak silat.
“Menjaga dan membesarkan budaya merupakan bagian dari bela negara. Jadi kalau kami tidak melaksanakan pertemuan ini, berarti kami berbohong jika selalu melontarkan bela negara. Acara ini tidak ujuq-ujuq dilaksanakan, tapi berawal dari banyaknya keluhan-keluhan soal keberadaan pencak silat yang semakin hilang di masyarakat, padahal pencak silat merupakan salah satu jati diri bangsa,” kata Abah.
Pertemuan ini gayung bersambut. Ketua Umum DPD (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PPSI) Kota Bandung, Asep Rohana, sangat mengaresiasi langkah GMBI mempertemukan puluhan paguron pencak silat di Kota Bandung.
“Semoga GMBI selaku deklarator pertemuan ini bisa diikuti oleh organisasi lain, supaya lebih peduli terhadap budaya, salah satunya pencak silat. Ke depan juga kami bisa berharap lebih intens melakukan kerjasama,” ujar Asep.
Saat ini di Kota Bandung sendiri sudah terdapat 29 DPC PPSI yang membawahi 194 paguron. “Ini yang baru terdaftar, kami harap akan terus bertambah,” katanya.
Hal senada dilontarkan sesepuh paguron, Mang Cep Erom. Menurutnya, pertemuan paguron ini adalah sejarah. Ia berharap, pertemuan ke depan lebih intens lagi.
“Semoga pencak silat bisa dipelihara dengan baik. Budaya ini jangan sampai hilang,” harapnya.
(man/mun)