”Akhirnya itu terjadi padaku dalam kehidupan nyata. Sulit dipercaya,” katanya.
Ketika peristiwa itu berakhir, mahasiswi muslimah itu baru menyadari bahwa situasinya bisa menjadi berbahaya. Temannya bahkan terkejut dan ketakutan.
“Saya tak akan masuk ke McDonald’s lagi,” kata si perempuan muslimah korban tindak diskriminasi itu.
Sedangkan juru bicara McDonald’s memastikan tak ada kebijakan membatasi atau mencegah pengunjung berjilbab ataupun pakaian relijius lainnya memasuki salah satu restorannya. Karena itu, sang juru bicara meminta maaf atas insiden itu.
“Kami menyambut pelanggan dari semua agama dan hendak meminta maaf pada pelanggan karena situasi itu tak seharusnya terjadi. Kami menganggap ini masalah sangat serius dan menangani individu-individu yang terlibat,” tuturnya.
(guardian/ara/jpnn)