POJOKBANDUNG.com, BANDUNG- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan enggan berkomentar soal proyeksi dari DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menyiapkan dirinya sebagai salah satu kader potensial untuk diusung di Pemilihan Presiden 2019.
“Alah jangan, nanti aja ya, masih jauh, masih jauh,” ucap gubernur yang akrab disapa Aher ini di Gedung Sate, Bandung, Jumat (20/10/2017).
BACA JUGA:
PKS Siapkan Aher untuk Nyapres di Pemilu 2019
Bahkan ia tampak segera menghindar ketika diminta tanggapan soal pencapresan tersebut.
Diberitakan Pojokbandung sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid menyatakan Aher merupakan salah satu gubernur yang dinilai paling potensial untuk didorong pada pencalonan Presiden 2019.
Duet Prabowo-Aher untuk Pilpres 2019 Makin Dekat
Begini Respon Aher Saat Ditanya Peluang Maju di Pilpres Dampingi Prabowo
Selain Aher, Presiden PKS menyebut pula nama Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno. Sedangkan kader PKS lainnya yang dinilai layak ditawarkan di ajang Pilpres adalah Presiden PKS, Sohibul Iman.
”Salah satu figur yang bisa kami ajukan ada Presiden PKS, ada Gubernur Jabar, ada Gubernur Sumatera Barat, tokoh-tokoh yang punya kualifikasi cukup untuk dimajukan capres,” ungkap Hidayat Nur Wahid, di Jakarta.
Namun, lanjut Hidayat, proyeksi pilpres itu akan sulit terealisasi karena aturan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold yang mencapai 20-25 persen. Aturan itu dianggap cukup mempersempit peluang bagi calon presiden alternatif yang ingin muncul.
”Kata kuncinya peraturan perudangan dengan ditetapkan PT (Presidential Threshold) 20 persen, jadi susah. Sebanyaknya kemungkinan tiga calon. Ketika kemudian ada calon yang kemudian mengambil partai yang dominan ya tinggal dua calon,” kata Hidayat.
