Referendum Catalunya Berdarah, Ada Pemain Barcelona yang Setuju Pisah dengan Spanyol

Polisi Spanyol menghajar peserta referendum Catalunya. Foto: AP

Polisi Spanyol menghajar peserta referendum Catalunya. Foto: AP

POJOKBANDUNG.com – Elisa Arouca shock saat polisi menyeret dan memaksanya pergi dari Estel School, Barcelona, Catalunya, Spanyol. Kemarin Minggu (1/10/2017) dia ingin memberikan suara dalam referendum Catalunya.

Polisi kemudian membubarkan mereka dengan kasar. Ironisnya: Arouca justru mendukung Catalunya tetap bersatu dengan Spanyol dan tidak mendukung Catalunya merdeka.

’’Perbuatan pemerintah Spanyol membuat saya berubah pikiran,’’ ujar Arouca. Dia melihat polisi merusak pintu masuk sekolah secara brutal dengan menggunakan tongkat dan memaksa membubarkan massa. ’’Polisi memperlakukan kami seperti kriminal,’’ katanya.

Arouca akhirnya mencari tempat pemungutan suara (TPS) lain yang masih buka dan memberikan suaranya. Dia benar-benar berubah haluan mendukung Catalunya merdeka.

Referendum Catalunya memang tidak berjalan mulus. Bentrokan terjadi di mana-mana. Polisi berusaha keras menghalangi penduduk yang ingin memberikan hak suaranya.

Mereka menggunakan peluru karet untuk menyerang para demonstran yang ingin referendum tetap berlangsung.

Massa tetap berkumpul sambil menyanyikan lagu kebangsaan Catalunya. Imbasnya, 337 orang mengalami luka-luka.

Jumlah tersebut bisa terus naik karena kericuhan masih terjadi di beberapa titik. Pemerintah Catalunya meminta penduduk yang terluka mengajukan komplain kepada Departemen Kepolisian Spanyol.

loading...

Feeds