POJOKBANDUNG.com - Di masa Orde Baru yang dipimpim Presiden ke-2 RI Soeharto, film Penghianatan G-30-S/PKI biasa diputar setiap akhir September. Film yang disutradarai Arifin C Noer (1941 – 1995) itu seakan menjadi tontonan “wajib” bagi masyarakat.
Jajang C Noer, istri Arifin C Noer, mengaku kaget ketika film tersebut akhirnya terus-terusan diputar penguasa Orde Baru kala itu.
Baca Juga:
Panglima TNI Jelaskan Pemutaran Film G30S/PKI Usai Ziarah ke Makam Soekarno, Gusdur dan Soeharto
Putri Bung Karno Minta Panglima TNI Kaji Ulang Rencana Putar Film G30S/PKI
Padahal, menurut Jajang, suaminya dahulu diminta untuk membuat film dokumenter yang nantinya disimpan jadi arsip nasional sejarah Indonesia. Bahkan film tersebut kemudian disebut propaganda.
“Kata propaganda itu aja sudah tidak begitu enak didengar. Yang mas Arifin tidak sangka adalah bahwa film itu diputar setiap 30 September,” ujar Jajang dalam satu diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, akhir pekan lalu.
Spaso Pendam Keinginan Gabung Persib Bandung – Pojok Bandung https://t.co/FyBeRfBoIT
— Pojok Bandung (@pojokbandung2) September 25, 2017
Jika film tersebut disebut propaganda, Jajang juga tak menampik. Sebab semua biaya langsung dari negara.
Apalagi dalam film tersebut juga ada Presiden Soeharto yang berhasil menemukan para jenderal yang sudah terkubur di sumur tua di kawasan Lubang Buaya, Jakarta.
“Bahwa itu dikatakan propaganda yang memang apa boleh buat lagi. Soeharto memang ada di peristiwa tersebut. Dia kepala pemerintahan dan yang mengongkosi itu semua,” katanya.
Baca Juga:
Film G 30 S/PKI Bukan Pelajaran Sejarah yang Baik bagi Anak
Sekadar informasi, film Pengkhianatan G30 S PKI dirilis pada 1984. Film ini disebut melibatkan lebih dari 10 ribu pemain dan figuran.
Saat Orde Baru berkuasa, setiap malam 30 September ada pemutaran serentak film G-30-S/PKI di layar televisi. Namun pada saat reformasi 1998 atau pasca-lengsernya Soeharto, kewajiban pemutaran film itu dihentikan.