”AI adalah masa depan. Bukan hanya bagi Rusia, tapi juga bagi seluruh umat manusia. Negara mana pun yang AI-nya paling maju bisa menjadi pemimpin dunia,” ungkap Putin saat itu.
Sebagai pemimpin OpenAI, perusahaan riset yang mengembangkan AI positif, Musk, pun kemudian angkat bicara.
Di tengah krisis nuklir Korut, dia lantas membandingkan AI dengan rudal balistik dan bom hidrogen Pyongyang.
Baca Juga:
Hati-hati, Korea Utara Siap Luncurkan Rudal Balistik Berisi Senjata Nuklir 50 Kiloton!
Waduh! Rudal Korea Utara Jatuh di Perairan Jepang
Wah! Bos CIA Dikirim ke Korea Selatan, Ada Apa Ya?
Seperti Ronaldo dan Zidane, Egy Maulana Vikri Juga Dapat Penghargaan Ini – Pojok Bandung https://t.co/WjIfjUJXUJ
— Pojok Bandung (@pojokbandung2) September 6, 2017
”Saya tidak terlalu khawatir pada program nuklir Korut. Sebab, begitu mereka melancarkan serangan nuklir, itu bakal berarti bunuh diri,” ungkapnya.
Menurut Musk, serangan nuklir Korut pun belum tentu memicu PD III. Tapi, AI jauh lebih berisiko melahirkan PD III begitu ada satu saja negara yang melancarkan gertakan dengan metode kecerdasan buatan itu.
”Begitu diaplikasikan pada persenjataan, AI bisa jadi sangat mematikan. Dan, dampaknya tidak akan pernah terbayangkan. Begitu kotak pandora itu terbuka, tak ada cara menghentikannya,” ungkapnya.