POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Bandung hingga kini masih menjadi barometer musik Indonesia. Proses kreatif di bidang ini masih terus bergeliat, terlebih ditunjang dengan perguruan tinggi yang fokus di jurusan musik.
“Bandung belum berhenti dikatakan sebagai gudangnya musik Indonesia, barometer musik Indonesia karena proses bermusik di sini memang gak pernah berhenti,” papar Ketua STHB, Bucky Wikagoe, di sela penyelenggaraan Resital XV, di gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Dago, Kamis (31/8/2017) lalu.
“Saya juga merintis sekolah musik ini (Sekolah Tinggi Musik Bandung/STMB) karena hal itu.”
Di samping sekolah-sekolah musik yang lain, lanjut Bucky, mahasiswa yang mendalami ilmu musik di kampusnya pun banyak datang dari daerah lain.
“Tadi bisa dilihat ada yang berasal dari Manado serta daerah lainnya,” kata musisi saudara kandung penyanyi lawas Nicky Astria ini.
Maka, lanjut Bucky, dirinya akan terus berkarya mencetak musisi-musisi muda demi mendukung perkembangan musik di tanah air ini. Dalam 15tahun terakhir, ia konsen mewujudkan perkembangan musik itu melalui civitas akademika yang dibinanya.
Awal Pekan Depan, Persib Bandung Perkenalkan Emral Abus – Pojok Bandung https://t.co/rXGArVmbu8
— Pojok Bandung (@pojokbandung2) August 31, 2017
“STMB juga banyak melahirkan musisi berkualitas, di antaranya Cakra Khan. Banyak juga yang terjun ke orcheatra, termasuk manajemen musik,” kata Bucky yang sejak lama terjun di dunia politik ini.
Langkah Bucky di dunia musik, mendapat apresiasi dari musisi Aria Baron Suprayogi. Gitaris yang pernah bergabung di band-band ternama ini mengaku takjub dengan konsep Resital XV yang digagas Bucky.
Ia menilai, dari semua ujian mahasiswa di sekolah-sekolah musik yang pernah ditemuinya di Indonesia, yang paling berkualitas baru ditemukan di STMB.
Meski resital STMB itu hanya bagian dari proses penyelesaian kuliah, tetapi disajikan seperti halnya festival musik profesional, di atas panggung yang cukup representatif.
“Kemarin sekolah musik paling besar di Indonesia, resitalnya tidak seserius ini. Para mahasiswa bisa merasakan, menjadi musisi itu perjuangannya luar biasa karena apresiasinya juga luar biasa,” timpal musisi senior, Baron.
Ia mendorong STMB agar menyelenggarakan resital seperti itu rutin setiap tahun. Langkah itu akan semakin menguatkan Bandung sebagai sumber penciptaan musisi-musisi berkualitas.
“Sekolah musik yang menciptakan regenerasi seperti ini sangat diperlukan. Meneruskan sejarah itu penting. Semua orang dengan adanya sekolah sekolah musik seperti ini akan ngaca, bahwa zaman sudah berubah. Istimewanya, karena cinta mereka terhadap musik itu diarahkan untuk menjadi musisi,” papar Baron.
Sebab, lanjut Baron, saat ini tidak sedikit pemusik yang ingin ngetop tetapi tidak berani berhadapan langsung dengan apresiator, dalam hal ini penonton.