Dengan dimasukkannya penilaian pengabdian masyarakat, nilai UGM terkatrol lumayan tinggi.
Seperti diketahui kampus yang berbasis di Jogjakarta itu memiliki segudang program pengabdian masyarakat. Sejumlah hasil riset atau inovasi di UGB, banyak yang telah digunakan di masyarakat.
Dirjen Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemenrsitekdikti Muhammad Dimyati mengatakan parameter atau indiaktor pengabdian masyarakat nilainya cukup signifikan.
Dia menjelaskan ada sejumlah pertimbangan memasukkan pengabdian masyarakat sebagai unsur penilaian.
’’Di antaranya kita ingin supaya kampus itu lebih dekat dengan masyarakat. Kampus jangan sampai dicap sebagai lembaga eksklusif,’’ jelasnya.
Hari Kemerdekaan, Game Lokal Indonesia Rilis Dua Game Tentang Pahlawanhttps://t.co/fb6ckrm8hv
— Pojok Bandung (@pojokbandung2) August 17, 2017
Dimyati mengatakan ada empat jenis kategori pengabdian masyarakat. Yakni unggul, sangat bagus, memuaskan, dan kurang memuaskan.
Total ada 15 kampus yang nilai pengabdian masyarakatnya masuk kategori unggul. Sebaliknya ada 610 kampus dengan nilai pengabdian masyarakatnya kurang memuaskan.
Dia berharap kampus benar-benar menggarap misi pengabdian masyarakat. ’’Supaya inovasi-invoasi itu tidak mandeg (berhenti, red) di laboratorium atau perpustakaan,’’ jelasnya.
Inovasi seperti alat bantu menanam kedelai dari UGM, supaya petani tidak lagi terus membungkuk, menurutnya cukup besar manfaatnya.