POJOKBANDUNG.com – Sejak Januari sampai April 2017, tercatat Jawa Barat telah mengalami 333 kali bencana, yaitu tanah longsor 136 kali, banjir 67 kali, angin puting beliung 58 kali, kebakaran 68 kali, gempa bumi 3 kali, dan gelombang pasang 1 kali.
Hal tersebut berdasarkan data Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Bencana tersebut telah menelan korban jiwa sebanyak 11 orang, 4 orang hilang atau belum ditemukan, 38.820 orang luka, dan mengungsi sebanyak 1.268 orang.
Sedangkan kerusakan fisik berupa rumah, mulai dari kerusakan ringan hingga berat jumlahnya sebanyak 7.995 rumah, dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp18 miliar.
Berangkat dari data tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengajak masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan terhadap segala kemungkinan bencana.
Baca Juga:
Ini Peringatan BNPB bagi Pemudik Soal Potensi Bencana di Jalur Utara dan Selatan
Mbah Rono Beberkan Tanda-tanda Bencana Longsor, Jabar Punya Banyak Titik Rawan
Novel Baswedan Diperiksa Polisi 5 Jam https://t.co/iIJfxnonFb
— Pojok Bandung (@pojokbandung2) 15 Agustus 2017
“Mengingat terjadinya bencana yang disebabkan oleh faktor alam atau non-alam merupakan peristiwa yang sulit diperkirakan secara tepat dan pasti, maka kita harus tingkatkan kesiapsiagaan, terutama bagi yang tinggal di daerah rawan bencana,” ungkap Deddy Mizwar.
Deddy menyampaikan dalam acara Halal Bihalal Potensi SAR Lintas Komunitas, di Mako Brimob Resimen II Pelopor Kedung Halang Bogor, Minggu (13/08/2017).
Kesiapsiagaan, Kata Deddy, harus dilakukan dengan terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. Mulai dari tahap pra-bencana, pada saat terjadi bencana, sampai dengan pasca-bencana.
Penting pula menambah dan memperkuat kampung-kampung siaga bencana. Sehingga dampak risiko dapat diminimalisir.
“Dengan demikian, kesiapsiagaan terkait sumber daya dan peralatan menjadi sebuah keniscayaan, agar kita semua dapat memberikan respons secara cepat dan tepat,” sambung Deddy.
Maka selain peningkatan upaya kesiapsiagan, kepedulian terhadap lingkungan pun perlu terus disosialisasikan. Terlebih, kata Deddy, bila melihat Jawa Barat sebagai provinsi yang punya potensi tinggi untuk terjadinya bencana.
“Dari 135 pergerakan tanah yang terjadi di Indonesia, 111 di antaranya terjadi di Jawa Barat,” Ungkapnya.