Mereka menyebar ke sejumlah daerah yang sudah digambar. Bedanya, nama daerah tidak disebutkan.
Di tiap sebaran pesan tersebut juga ditautkan gambar orang yang terluka dengan berlumuran darah. Lain pesan, lain pula gambarnya.
Dari penelusuran Jawa Pos (Pojoksatu Group), gambar tragis itu merupakan korban kecelakaan, tapi disebut sebagai korban kejahatan.
Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi menegaskan bahwa pesan tersebut hoaks.
”Polisi tidak pernah mengeluarkan dan menyebarkan informasi seperti itu,” katanya. Apalagi sampai menambahkan keterangan modus kejahatan menggunakan anak kecil.
Polda Jatim memberikan bantahan yang sama. Kabidhumas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, pesan kewaspadaan tersebut sejatinya baik.
Hanya, datanya palsu. Contohnya keterangan 260 pembegal yang diturunkan di pantura. ”Itu hoaks,” ucapnya.
Pesan tersebut sebenarnya pernah terlacak pada 2013. Tapi tiap tahun dimodifikasi dengan beberapa tambahan keterangan.
Tidak tertutup kemungkinan, tahun depan ada pesan serupa dengan bumbu yang lebih legit. Mungkin sekarang si tukang hoaks sedang memikirkannya.