Putri Presiden Unggah Foto Menyusui Kontroversial 

Aliya Shagieva, putri termuda dari Presiden Kyrgyzstan Atabayev, sedang menggendong anaknya. Foto via Daily Mail

Aliya Shagieva, putri termuda dari Presiden Kyrgyzstan Atabayev, sedang menggendong anaknya. Foto via Daily Mail

POJOKBANDUNG.com – Aliya Shagieva, 20, adalah putri termuda dari Presiden Kyrgyzstan Atabayev. Potonya di media sosial memicu kontroversi.

Dalam foto unggahannya, Shagieva tampak menyusui bayi mungilnya. Foto yang diambil dari atas itu menampakkan Shagieva yang berpakaian super minim.

Dikutip dari Daily Mail, foto tersebut memicu perselisihan di antara anggota masyarakat tradisional yang mengatakan bahwa salah jika wanita memamerkan tubuhnya.

Aliya Shagieva, putri termuda dari Presiden Kyrgyzstan Atabayev, sedang menggendong anaknya. Foto via Daily Mail

Aliya Shagieva, putri termuda dari Presiden Kyrgyzstan Atabayev, sedang menggendong anaknya. Foto via Daily Mail

Menghadapi kritik itu, sang putri presiden tak tinggal diam. Dia mengatakan lewat unggahannya di Instagram:

“Di posting ini saya ingin membagikan pemikiran saya pada salah satu dari dua kesalahan orang yang suka menasihati hal-hal secara online,” katanya.

Mereka, sambung dia, memandang perempuan yang menyusui sebagai “seksualitas payudara wanita”. Hal ini memicu diskriminasi pada perempuan.

Baca Juga:

Polisi Buru Wanita Pakai Rok Mini yang Videonya Gemparkan Medsos Arab Saudi 

Arab Saudi Bebaskan Wanita Berpakaian Rok Mini 

“Dahulu kala orang melupakan tujuan sebenarnya dari payudara wanita dan membuatnya menjadi benda yang memuaskan mata pria.

“Masyarakat membuat payudara menjadi objek seksual, dan daya tarik dan kemudian menilai wanita yang menggunakan operasi plastik karena payudara mereka terlalu kecil/besar atau memiliki bentuk yang berbeda.”

Shagieva mengatakan bahwa ketika orang mengatakan kepada anak perempuan untuk bersikap sederhana, tidak banyak yang membantu kesetaraan jender.

“Anda akan mulai merasa sedikit lebih baik jika menyingkirkan praktik semacam itu dan stereotip gender,” tulisnya.

loading...

Feeds