Jokowi juga berharap, Sekolah Menengah Kejuruan tidak terjebak dengan kurikulum lama yang kaku, akan tetapi kurikulum sekolah vokasional, harus bisa lebih fleksibel dan mengikuti perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan industri.
“Mestinya jangan sampai kita kerjebak kurikulum lama, kurikulum harus fleksibel, jurusan jangan itu- itu aja, berkembang saja sesuai kebutuhan,” katanya.
Gubernur Aher Kirim Surat Pemberhentian Sekda Jabar ke Presiden
Aher Tandatangani MoU CoE Akuntabilitas Sektor Publik dengan BPKP RI
Terkait Pendidikan Vokasi Industri yang bekerjasama dengan PT Astra Otoparts Tbk ini, Presiden menilai kerja sama antara SMK dan industri tersebut sangat strategis. Presiden pun berharap BUMN ataupun swasta lainnya, mau membuka kerja sama dengan SMK maupun pondok pesantren.
“Dengan kerja sama yang konsisten, sudah dikalkulasikan tahun 2040 atau 2045 nanti, Indonesia bisa menjadi empat besar negara terkuat ekonomi,” harapnya.
Senada Jokowi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan memanglah penting ‘link and match’ antara kebutuhan industri dengan jurusan, ataupun kurikulum vokasional yang diajarkan pada siswa menengah kejuruan.
Hal ini menjadi penting supaya lulusan SMK nantinya ‘siap terjun’ langsung di dunia usaha, maupun industri. Karena jaman pun terus menuntut kemajuan yang cepat. Maka peningkatan potensi SDM juga perlu dipacu.
“Sekarang Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah mendorong supaya ada ‘link and match’ antara SMK dengan dunia usaha, atau dunia industri, ini untuk meningkatkan kompetensi supaya bangsa kita berdaya saing,” kata Gubernur usai acara.
Aher pun menilai baik bila ada Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki jurusan yang spesifik, atau spesialis. Misalkan dalam cakupan otomotif, bisa saja dibuka jurusan khusus mesin mobil, atau motor, bahkan bila perlu spesialisasi di mesin saja, atau konsentrasi mempelajari part tertentu.