Sebelum kematiannya, Hugo meminta dikubur di tempat pemakaman orang-orang miskin. Tetapi permintaan itu diabaikan pemerintah. Dia berbagi ruang bawah tanah di Pantheon dengan Alexandre Dumas dan Emile Zola.
Gagal masuk Akademi Prancis tiga kali
Hugo gagal masuk ke Akademi Perancis sebanyak tiga kali. Sebab para kritikus berusaha untuk menekan “evolusi Romantis”-nya. Dia akhirnya terpilih pada tahun 1841 dalam sebuah kemenangan yang memulai karir politiknya.
Pada 1845, Raja Louis-Philippe memberinya gelar sejawat dan sebuah platform untuk berbicara menentang hukuman mati dan ketidakadilan sosial.
Baca Juga:
Soenda Berita, Cikal Bakal Pers Nasional Lahir di Cianjur
Soenda Berita di Masa Penjajahan, Mencerdaskan Pribumi dan Menerima Penulis Perempuan
Tan Malaka di Gedung DPR, Imuwan Belanda Berkaca-kaca
Dia adalah pendukung kuat kebebasan pers dan kemerdekaan Polandia. Tiga tahun kemudian dia terpilih menjadi anggota Majelis Nasional.
Pergi ke pengasingan setelah revolusi Napoleon
Setelah revolusi Prancis dan kemenangan Louis Napoleon pada 1851, Hugo menyatakan dirinya sebagai musuh Prancis dan pergi ke pengasingan. Dia pindah ke Brussels kemudian Jersey dan Guernsey sebelum kembali ke Prancis pada 1870.
Ketika Foucher meninggal pada 1868, Hugo tidak dapat menghadiri pemakamannya karena dia berada di pengasingan.