POJOKBANDUNG.com – Hari pertama lebaran kemarin, Minggu (25/6/2017), Presiden Joko Widodo menerima tujuh orang pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di Istana Merdeka.
Dalam pertemuan cukup panjang dan diselingi percakapan ramah itu, hadir Ketua GNPF-MUI Ustadz Bachtiar Nasir dan Wakilnya Zaitun Rasmin. Keduanya didampingi M. Kapitra Ampera, Yusuf Matra, Muhammad Lutfi Hakim, dan lainnya.
Sedangkan Presiden Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto.
Baca Juga:
Ini Amanah Penting yang Diterima Presiden Jokowi dari Solihin GP di Bandung
Jokowi Lebaran di Jakarta, Polri Siapkan 16 Ribu Personil
Ketua GNPF MUI Ustaz Bachtiar Nasir hadir mengatakan, pertemuan itu untuk silahturahmi dan momen halal bihalal.
Meski begitu, dia tidak mengungkit soal kepulangan Habib Rizieq Shihab yang saat ini sedang terjerat kasus hukum.
Menurutnya, perbincangan dengan presiden hanya obrolan santai di hari raya.
“Bagi kami ini adalah sebuah kesempatan untuk bisa menyampaikan dalam rangka momen halal bihalal ini, hal-hal yang selama ini menjadi harapan kami, jadi lebih cair suasananya karena ini suasana lebaran,” ujar Nasir, usai bertemu Jokowi.
Nasir yang menjadi salah satu ulama penggerak aksi Bela Islam menambahkan, obrolan dengan Presiden Jokowi berbeda dengan tuntutan yang disampaikan dalam demonstrasi.
“Beda kalau suasana demo. Alhamdulillah, presiden juga mendengarkan satu per satu dari kami yang hadir sejumlah tujuh orang perwakilan GNPF,” katanya.
Selain mendengarkan, Jokowi juga memberi masukan untuk GNPF MUI.
Jokowi, kata pria yang akrab disapa UBN, mengaku mengemban amanah yang cukup berat untuk menjalankan setiap programnya dengan mendapatkan respons cara pandang berbeda dari banyak kalangan.
Di mana ada pihak yang suka maupun tidak. Karena itu, Presiden menyatakan harus konsisten menjalankan program meski ada riak di sana sini.
Tidak ada penjelasan khusus terkait hal yang dimaksud Jokowi tersebut.
“Presiden mengatakan saya harus berani mengambil risiko itu. Tapi yang kami juga luar biasa mendapatkannya adalah keberpihakan beliau untuk ekonomi kerakyatan atau ekonomi keumatan, kami dengar alhamdulillah ada will yang cukup bagus,” kata UBN.