Pada kondisi normal, Andrea Dovizioso yang memenangi dua seri terakhir secara beruntun bisa dengan percaya diri menatap balapan berikutnya.
Umumnya, kemenangan dua seri beruntun bisa diartikan bahwa pembalap, tim, dan pabrikan sudah menemukan racikan andalan untuk motornya. Mereka tahu apa yang harus dilakukan di balapan berikutnya.
Tapi sekali lagi, ini bukan musim yang normal. Kejanggalan itupun diakui Dovi. ”Untuk berpikir tentang gelar juara dunia adalah mustahil karena setiap pekan adalah berbeda cerita,” tukasnya.
”Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi nanti, khususnya tahun ini. Motor kami sama dengan yang kami gunakan di Le Mans, dimana finis 11 detik di belakang pemenang, tapi sekarang kami menang di dua balapan beruntun,” tambah rider Italia yang juga masih terbebat misteri atas kemenangannya.
Sebenarnya ini adalah kabar baik untuk Rossi. Saat ini dia berselisih 28 poin dari pimpinan klasemen pembalap Vinales, yang tampil lebih buruk di Barcelona.
Tapi kabar buruknya adalah persaingan antara pembalap atau pabrikan di seri-seri berikutnya, tampaknya akan lebih ditentukan oleh ketepatan pemilihan ban, bukan skill pembalap atau kecerdasan para mekanik.