Indahnya Toleransi, Ujian Akhir Semester Digelar setelah Buka Puasa

Ilustrasi. Foto abmfederal

Ilustrasi. Foto abmfederal

POJOKBANDUNG.com – Profesor Bryan White dari University of Washington memberikan kelonggaran kepada mahasiswanya yang muslim selama bulan ramadan.

Dia membuat kebijakan ujian akhir semester digelar setelah berbuka puasa, pukul 22.00. Dua pengajar di universitas terkenal itu pun mengikuti jejak Bryan.

Bulan suci Ramadan 2017 ini bertepatan dengan musim panas, waktu berpuasa lebih lebih dari 12 jam.

Bryan mengambil keputusan tersebut setelah memetik pelajaran tahun lalu di mana nilai seorang siswi biologi terjun bebas dalam ujian, setelah diusut konsentrasi siswi tersebut menurun lantaran ujian di saat menjalankan ibadah puasa.

Baca juga:

Muslim AS Bantu Galang Dana untuk Renovasi Pemakaman Yahudi, Indahnya Toleransi

Pesan Damai Beda Agama ala Sepak Bola, Selebrasi Gol Bali United Jadi Perhatian Dunia

Buka Bersama Lintas Agama, Kaum Waria Juga Saudara Kita

Sang profesor menyebut, keputusan ini tergolong sederhana, “Terlebih, saya biasa bekerja sampai tengah malam,” kata Bryan sebagaimana dilansir dari Seattle Times.

Para mahasiswa/i muslim memberikan apresiasi atas kebijakan ini. Menurut seorang siswa bernama Zoha Awan, kebijakan ini sangat berarti.

“Buat Profesor ini mungkin, masalah sepele, tapi bagi kamu sangat berarti. Keputusan kecil mampu membuat perbedaan besar.”

Mahasiswi Muslim lainnya, Indira Ongarbaeva mengatakan, secara emosional, kebijakan profesor membuat dia lebih siap menghadapi ujian.

“Karena mengetahui ujian pukul 22.00, sementara berbuka pukul 21.04, saya punya waktu bersiap diri untuk buka, salat lalu ujian.”

Profesor White menambahkan, selain bisa makan dan ada waktu mempersiapkan diri, siswa akan merasa mereka lebih baik dalam tes dengan cara tersebut.

“Saya hanya ingin mereka berpikir, kelas ini sangat peduli satu sama lain.”

(Redjo Prahananda/indopos)

loading...

Feeds