POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Ramadan di Indonesia terasa tak lengkap tanpa kehadiran beduk. Bahkan alat tabuh jumbo ini sudah menjadi khasanah tradisi nusantara.
Beduk menjadi penanda adzan. Pada Ramadan ini, beduk menjadi penanda buka juga. Dan di balik tradisi beduk, ada kegiatan ekonomi yang penuh berkah.
Berkah itu dirasakan Irwan (37) dan Ujang (50), perajin beduk. Bertempat di jalan Ibrahim Adjie terusan Kiaracondong, kedua pria tersebut mengubah drum atau tong besi kosong menjadi beduk.
Baca Juga:
Inilah Negara-negara dengan Durasi Puasa Ramadan Terlama dan Tersingkat
Jelang Ramadan Nikita Mirzani Pakai Jilbab, tapi Kini Beradegan Mesra Sama Bule, Duh!!
Drum yang dilapisi kulit sapi itu menjadi pelengkap masjid dan mushola yang tersebar di Kota Bandung.
Bermodalkan bahan baku dan perkakas, Ujang mulai mengubah tong besi bekas dengan cara membersihkan dan melubangi tong di kedua sisi. Di saat bersamaan, Irwan mempersiapkan kulit sapi dan kerbau berdiameter 60 sentimeter.
Drum dicat ulang dan dipasang besi pengunci untuk kulit, sebelum dipasang kulit.
“Kulit sebelumnya dicelup dulu ke dalam air, agar kulit yang tadinya kering bisa lunak sehingga mudah untuk diatur ketika pemasangan,” ungkap Ujang ketika ditemui wartawan di sela-sela pembuatan beduk.
Ujang yang sudah lima tahun menjual beduk mengatakan, tidak ada kesulitan ketika membuat beduk, hanya membutuhkan ketekunan dan fokus ketika pemasangan kulit.
Harga beduk bervariasi, yang paling murah Rp350 ribu. Sedangkan paling mahal Rp8 juta rupiah, bisa jadi setara harga sapi atau kerbau. Kualitas kulit dan ornamen kayu juga memengaruhi harga.