“Mungkin di era Rasul kita tidk mengetahui film itu apa, bahkan bisa dikatakan tidak ada, tapi seseuai dengan perkembangan jaman saya pribadi menganggap bahwa fim itu bisa dijadikan alat untuk dkwah ataupun menjadi media untuk memberikan proses kesadaran” ujarnya.
Saat materi berlangsung, pihaknya mengatakan bahwa salah satu tujuan Pesantren ini diadakan adalah bagaimana melalui kajian keislaman para seniman film mampu memberikan warna yang berbeda bagi khasanah film tanah air.
Bagi Nita sendiri menggabungkan unsur keagamaan dalam membuat sebuah film sangatlah sulit, menurutnya banyak perspektif yang berdasarkan kebenaran individu serta pemahaman yang berbeda dalam membuat plot film bertemakan agama.
“Disini tangtanganya, kita semua diberikan ruang untuk mendiskudikan satu teman yang bagus untuk dijadikan sebuah film, yang nantinya akan di script menjadi naskah,” ujar dia.
(cr2)