Seperti halnya saat perayaan Imlek 2567 atau 2016 silam yang jatuh pada hari Jumat. Sudah pasti jemaat Vihara Girimetta disibukan untuk persiapan sembahyang. Meski begitu, umat muslim tidak pernah melarang ataupun merasa terganggu dengan aktivitas umat Budha yang berlangsung sejak pagi hingga malam hari.
“Kami tidak menggangu umat Budha sembahyang, paling mereka berhenti sementara saat kami (umat muslim) melaksanakan shalat Jumat. Bahkan, akses jalan pun diperbolehkan dipasang lampion khas Imlek,” tuturnya seraya mengatakan di Kelurahan Paledang khususnya RT 02/ RW 02 memang didominasi warna non muslim atau hampir 75 persen.
BACA JUGA:
Tidur setelah Sahur Banyak Efek Buruknya, Sebab….
Subhanallah, Ini Ternyata Rahasia Kandungan Kurma yang Ampuh Pulihkan Energi Selama Puasa
Selama ini, kata Bani, tidak pernah ada konflik atau gesekan baik umat Islam dan Budah ataupun Kristen. “Perdebatan pun tidak pernah terjadi. Sosialisasi di masyarakat semua terjalin dengan rukun,” jelasnya.
Senada, pengurus Vihara Girimetta, Wong Tjeping menambahkan, selama ini belum pernah ada penolakan dari umat Muslim ihwal kegiatan yang dilaksanakan di Vihara Girimetta. Ia mengaku, silaturahmi beda agama tetap terjalin meskipun beda keyakinan.
“Saya bersyukur bisa tinggal di sini, di tempat yang penuh dengan semangat toleransi,” ucap Koh Ahoy sapaan Wong Tjeping.
Koh Ahoy juga menyebut, meskipun Vihara Girimetta bersampingan dengan Masjid Al-Amanah tak lantas membuat satu sama lain saling menutup akses untuk beribadah.
“Semakin banyak rumah ibadah maka semakin kuat pondasi keimanan. Saya berharap, semoga kerukunan umat beragama di kampung Paledang tetap terjaga,” pungkasnya.
(arh)