POJOKBANDUNG.com – Wakapolri Komjen Syafruddin mengungkapkan material peledak bom di Kampung Melayu, Jakarta, adalah triacetone triperoxide (TATP).
Bahan peledak TATP banyak digunakan dalam serangan teroris beberapa tahun terakhir.
Sifat TATP yang sensitif memperkuat indikasi bahwa kedua pelaku bom Kampung Melayu, Ichwan Nurul Salam (INS) dan Ahmad Sukri (AS) adalah anggota jaringan besar.
Baca Juga:
Ngeri! Pengakuan Mahasiswi Indonesia yang Lolos dari Teror Bom Konser Ariana Grande
Teror Pengecut Serang Konser Ariana Grande: I Am So So Sorry
Begini Kondisi Warga Indonesia yang Nonton Konser Ariana Grande
Bom Itu Meledak Ketika Ariana Grande Nyanyikan Lagu Terakhir, Korban Kebanyakan Gadis Remaja
“Pasti mereka diajari lebih dulu oleh para ahli dari satu jaringan besar, JAD,” kata Syafruddin.
Menurut Syafruddin, TATP memiliki efek mengerikan. Sebab, bahan itulah yang belakangan paling banyak digunakan teroris untuk melakukan serangan.
Sifat TATP yang mudah dibuat dan aman dibawa ke mana-mana. Termasuk naik pesawat.
Salman Abedi, pelaku bom bunuh diri di pengujung konser Ariana Grande di Manchester pada Senin malam (22/5/2017), juga menggunakan TATP. Serangan itu menewaskan 22 orang dan melukai puluhan lainnya.
Sebelumnya, 22 Maret 2016 di Brussel, Belgia, serangan teroris juga menggunakan TATP. Tiga serangan serentak di bandara dan stasiun kereta itu menewaskan 35 orang. Tiga orang di antara mereka adalah pelaku.
Aksi biadab pada 13 November 2015 di Paris juga menggunakan TATP. Lebih masif jika dibandingkan dengan di Brussel, serangan di Paris itu terjadi di enam lokasi secara serentak. Akibatnya, 137 korban tewas.
Baca Juga:
Misteri Kuitansi Pembelian Panci di Lokasi Bom Kampung Melayu
Sebelum Ngebom Kampung Melayu, Pelaku Sempat Minta Doa Restu kepada Pria Ini
Ibu kota Inggris, London, juga pernah mengalami serangan bom TATP pada 7 Juli 2005. Serangan dilakukan empat teroris. Sasarannya adalah alat transportasi publik ketika jam sibuk. Korban yang meninggal dalam peristiwa itu mencapai 56 orang.
“Ini memang bahan yang sangat membahayakan. Punya daya ledak tinggi,” ucap Syafruddin. “Daya luncurnya mencapai 5.100 meter per detik,” lanjutnya.
(ano/tyo/c5/ang/jpg)