POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Sayembara desain Gedung Pusat Kesenian dan Budaya Jawa Barat atau West Java Art and Cultural Centre (WJACC) telah memasuki tahapan final.
Tim Panitia sebelumnya telah menyeleksi 110 peserta. Dari jumlah ini ada 68 peserta yang memasukkan berkas dokumen fisik. Sementara dokumen yang layak dipajang untuk dinilai sejumlah 67 berkas dari 68 Peserta.
BACA: Belum Ada Komunikasi, DPRD Jabar Tahu Anggaran Rp600 M Pembangunan Gedung Kesenian dari Media
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyayangkan, dari lima nominasi yang masuk babak final, tidak ada desain hasil karya peserta asal Jawa Barat. “Dua desain berasal dari Jakarta, satu desain masing-masing dari Solo, Semarang, dan Yogyakarta,” ungkap Aher.
Di Gedung Sate, kelima nominasi dinilai Tim Juri dan diperlihatkan kepada publik di Aula Timur Gedung Sate Bandung. Konsep kelima nominasi tersebut memiliki tema unik dan menarik, yaitu: (1) Menari di Panggung Alam, (2) Persembahan Bumi, (3) Saung Parahyangan, (4) Saung Taluh, dan (5) Riungan Awi.
BACA: Wow, Pemprov Jabar Akan Bangun Gedung Kesenian Baru
Ketua Dewan Juri WJACC Gunawan Tjahjono dari The Indonesian Institute of Architects (IAI) menjelaskan bahwa pihaknya mensyaratkan beberapa kriteria umum dalam penilaian: Pertama, bangunan bukan merupakan tiruan dari bangunan yang telah ada dan dapat merepresentasikan ikon Jawa Barat yang inovatif.
“Kedua, bangunan harus memenuhi persyaratan kehandalan bangunan termasuk keamanan, keselamatan dan kenyamanan, termasuk penyediaan fasilitas aksesibilitas, khususnya difabel,” katanya.
Pada penilaian ini, keluarlah pemenang sayembara dengan konsep “Persembahan Bumi”. Pemenang sayembara ini juga merupakan hasil penilaian oleh Dewan Juri yang merupakan pakar arsitektur, diantaranya: Budi A Sukada dari The Indonesian Institute of Architects (IAI), Baskoro Tedjo (IAI), dan seniman Tisna Sanjaya. Ada juga Juri Kehormatan yaitu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.