Saat ini, tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi sebuah penyakit yang umum diderita oleh masyarakat. Satu dari setiap lima orang di Indonesia, diduga sudah mengalami tekanan darah tinggi setelah usia 35-40 tahun.
Namun, karena tidak ada gejala yang dirasakan, maka banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki potensi penyakit tersebut. Untuk itulah tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, dr Lily S Sulsulistyowati mengungkapkan, dari Data World Health Organization (WHO) tahun 2011, menunjukkan satu miliar orang di dunia menderita hipertensi, dua per tiga di antaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang.
“Prevalensi hipertensi akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29 persen orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi,”ungkap Dr Lily, saat memaparkan materi “Cegah Hipertensi Dengan Pendekatan Keluarga” dalam memperingati Hari Hipertensi Sedunia, Rabu 17 Mei 2017.
Lanjutnya, hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, di mana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang sepertiga populasinya menderita hipertensi sehingga dapat menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan.
“Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik, menyebabkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan kebutaan. Stroke (51 persen) dan penyakit jantung koroner (45 persen) merupakan penyebab kematian tertinggi,”ucapnya.
Sementara itu, menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014, hipertensi dengan komplikasi (53 persen) merupakan penyebab kematian nomor lima pada semua umur. Berdasarkan data tersebut, dari 25.8 persen orang yang mengalami tekanan darah tinggi hanya sepertiga yang terdiagnosis, sisanya 2/3 tidak terdiagnosis.
“Data menunjukkan hanya 0,7 persen orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi minum obat hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari menderita hipertensi ataupun mendapatkan pengobatan,” lanjutnya.
(idr/fjr/ca/pojokbandung)