Kenaikan itu, menurut Heryawan, penyebabnya adalah holistik, bisa dari eksternal, kebijakan pusat, Provinsi maupun kebijakan dari Kabupaten/ Kota karena keseluruhannya saling berkaitan. “Ini akan kita evaluasi karena baru kali ini ya pada tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi, tapi pada saat yang sama kita justru tahun 2016 itu mendapatkan angka pertumbuhan ekonomi paling tinggi di pulau Jawa, kemudian penurunan kemiskinan di Jabar turun tajam juga, berarti positif kan tren nya,” jelasnya.
Setelah ditetapkan menjadi Provinsi dengan penanaman investasi terbesar di Indonesia pada tahun 2016, seharusnya mampu menyerap tenaga kerja yang tinggi. Heryawan menilai, terdapat beberapa investor yang menamankan investasinya untuk sektor padat modal bukan padat karya.
“Harusnya pengangguran terserap kan gitu, nah ada apa dengan investasi ini jangan-jangan investasinya di sektor padat modal bukan padat karya oleh karena itu kedepan kita akan bedah seluruhnya dan akan kita arahkan agar investasi ini berdampak pada ketenagakerjaan,” pungkasnya.
(mun)