POJOKBANDUNG.com – Cinta tak pandang bulu. Itulah yang dialami Daniela Greene, penerjemah FBI yang menikah dengan pentolan ISIS.
Ketika Daniela masih berstatus istri anggota militer AS, dia pergi ke Syria. Bertemu dengan anggota ISIS yang menjadi subjek penyelidikannya, lantas menikah.
Namun Daniela galau dan menyesal. Dia pulang ke AS dan dipenjara. Sejak keluar dari penjara delapan bulan lalu, dia menjadi seorang penyambut tamu di lounge sebuah hotel.
Perempuan kelahiran Cekoslovakia (sekarang Republik Ceko dan Slovakia) itu pun berusaha keras menyembunyikan identitasnya.
”Jika saya berbicara kepadamu, keluarga saya akan berada dalam bahaya,” ujar Greene kepada CNN. Dia mau difoto ataupun diambil gambarnya via video dengan syarat semuanya harus diburamkan.
Baca Juga:
Pentolan ISIS Asal Indonesia Tewas karena Bom Bunuh Diri yang Gagal, Ini Jawaban Kemenlu
Pentolan ISIS Asal Indonesia Bawa Mobil Berisi Bom, Meledak Deh
Nekat, Mahasiswi Cantik Ini Jadi Snipper di Syria Demi Melawan ISIS
Greene dibesarkan di Jerman sebelum akhirnya menikah dengan seorang prajurit asal AS dan pindah ke negeri Paman Sam. Dia lantas kuliah di Cameron University, Oklahoma, dan pernah menjadi dekan di perguruan tinggi tersebut.
Tak lama kemudian, Greene menyelesaikan pasca-sarjana jurusan sejarah di Clemson University. Karena fasih berbahasa Jerman dan lulus serangkaian tes, dia diterima sebagai penerjemah FBI pada 2011.
Semua berubah ketika Januari 2014, dia dipindah tugas ke Detroit dan menginvestigasi teroris asal Jerman. Dalam catatan pengadilan, teroris itu ditulis sebagai “Individu A”, tapi berdasar penelusuran CNN, dia adalah Denis Cuspert alias Abu Talha Al Almani.