Mu’ti menuturkan, pihaknya selalu melakukan perhitungan menggunakan ilmu hisab berdasarkan kemunculan hilal. Perhitungan itu berlaku untuk seluruh bulan dalam kalender hijriah. Tidak hanya untuk Ramadan dan Syawal. ’’Makanya kami sampai beberapa tahun kemudian juga sudah bisa menetapkan,’’ lanjutnya.
Sementara, sistem rukyatul hilal umumnya hanya dilakukan secara terbuka jelang Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Padahal, tutr dia, rukyatul hilal seharusnya dilakukan juga untuk seluruh bulan. ’’Karena perhitungan bulan itu saling bersambung satu sama lain, tidak terputus,’’ tambahnya.
Pemerintah sendiri, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, akan tetap melakukan rukyatul hilal dan sidang Isbat sebelum Ramadan. Namun, hingga saat ini jadwal sidang Isbat dan rukyatul hilal belum ditetapkan. (byu)