Banser dan FPI Bentrok! Ini Kronologi Penyerangan Versi Novel Bamukmin

SIMULASI: Ratusan petugas kepolisian melakukan simulasi penanganan bentrokan dengan masyarakat pendukung salah satu calon di Pilkada.

SIMULASI: Ratusan petugas kepolisian melakukan simulasi penanganan bentrokan dengan masyarakat pendukung salah satu calon di Pilkada.

 

POJOKBANDUNG.com – Kediaman Ketua Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Buya Abdul Majid di Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat diserang sekelompok orang jelang tengah malam tadi.

Penyerangan ini ditengarai buntut dari penggerebekan warga terhadap sebuah rumah di kawasan tersebut yang menjadi tempat pembagian sembako.

Rumah tersebut adalah milik relawan pendukung Basuki T. Purnama-Djarot Saiful Hidayat dari kelompok NU atau Rela-NU.

Saat dihubungi lewat telepon sesaat lalu, Habib Novel Bamukmin dari Lembaga Dakwa FPI yang juga Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) membenarkan insiden tersebut.

Novel lalu memforward tulisan “Kronologis peristiwa di Kramat Lontar” lewat aplikasi WhatsApp:

Pukul 5 sore datang ke rumah kami (rumah Buya Majid/Ketua Tanfidz DPD FPI DKI) dua buah truk besar mengangkut tenda dan lain-lain.

Karena memang kami tidak pesan tenda, maka kami tanyakan kepada orang tersebut. Mereka bilang, maaf salah alamat.

Ternyata mereka parkir tidak jauh dari rumah. Dan tenda tersebut dipesan oleh Saudari Ita, (Ketua Rela-NU DKI) yang beberapa waktu lalu mengadakan pengajian ternyata mendatangkan paslon nomor urut 2, Djarot, ke rumahnya.

Saat itu warga menolak dan acara segera bubar.

Saudari Ita adalah putri dari ibu Hizbiyah (tokoh Fatayat NU).

Warga pun mulai curiga. Karena pernah kejadian tersebut di atas.

Akhirnya entah bagaimana Saudari Ita didatangi oleh perwakilan warga, Bang Japar (Gerakan Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar, red),  ACTA.

Tapi si empunya rumah malah keluar sambil berteriak-teriak memaki tim ACTA, memprovokasi warga. Mereka merasa diawasi dan menuduh ACTA memfitnah mereka.

Hasil di lapangan warga mendapati tiga buah mikrolet yang diparkir untuk menjeput ibu-ibu dari acara pengajian yang diadakan oleh Timses nomor 2 di rumah bu Ani. Dari situ, ibu-ibu tersebut dibawa ke rumah Saudari Ita. Karena letaknya dekat.

Salah seorang ibu yang keluar dari rumah Saudari Ita berhasil kita rekam. Dengan membawa sebuah kantong plastik entah berisi apa. Menurutnya akan ada pembagian sembako setelah pengajian tapi tidak jadi disini. Mau dibagikan di GOR Senen sekaligus acara istighosah.

Dari dalam mikrolet warga menemukan sejumlah kotak makanan dan tumpukan sajadah yang msh baru sebagai barbuk.

Sehabis dimaki oleh Ibu Hisbiyah, pihak ACTA rencananya akan melaporkan hal ini ke Panwaslu. Ibu Hisbiyah selain memaki, juga mengancam akan melaporkan team ACTA ke Polres Jakarta Pusat.

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …