Profesor Unpad Kenalkan Kabel Pengantar Listrik Hemat Energi

Ilustrasi

Ilustrasi

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Pemerintah diminta mengkaji pentingnya efisiensi pengiriman atau penyaluran energi listrik dari sumber energi ke pemakai. Salah satunya dengan memanfaatkan superkonduktor.

Guru Besar dalam Bidang Ilmu Fisika Kajian Bahan Magnet dan Superkonduktor pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Dr. Risdiana, S.Si, M. Eng, mengatakan perangkat pengiriman listrik yang saat ini dipakai adalah kabel dengan bahan dasar tembaga.

Padahal, menurut International Electrotechnical Commission (IEC), penyaluran listrik dengan sistem tersebut menyebabkan hilangnya 8-15% energi listrik.

Hal tersebut, kata Risdiana, terjadi karena adanya hambatan listrik (resistivitas) dari bahan transmisi yang digunakan.

Sedangkan superkonduktor adalah material yang memiliki nilai hambatan listrik nol ketika didinginkan sampai suhu tertentu.

“Superkonduktor telah menjadi salah satu topik utama sejumlah peneliti di dunia, untuk dikembangkan dalam berbagai keperluan teknologi, di antaranya sebagai bahan dasar kabel transmisi,” pria kelahiran Tasikmalaya, 5 Mei 1975 ini.

Namun ia mengungkapkan beberapa kendala yang perlu diteliti dalam penggunaan pemanfaatan dan pengembangan material superkonduktor.

Antara lain, sambung dia, rendahnya suhu operasi yang diperlukan agar material ini tetap dalam keadaan superkonduktor, kehandalan bahan ini dalam menerima berbagai gangguan luar, dan teori dasar bagaimana sifat superkonduktor dapat muncul pada bahan.

Untuk itu, penelitian dan kajian sifat-sifat fisis bahan superkonduktor sangat penting dilakukan, baik aspek penelitian dasar maupun terapan.

Penelitian dasar yang Risdiana lakukan lebih menitikberatkan pada penemuan teori fisika yang dapat menjelaskan aturan umum bagaimana suatu bahan dapat dibentuk menjadi bahan superkonduktor.

Ia berpendapat, pemanfaatan bahan superkonduktor untuk berbagai aplikasi di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara maju.

“Penelitian untuk memanfaatkan bahan superkonduktor masih harus terus dilakukan dengan dukungan dari berbagai pihak agar keberadaan bahan ini dapat menjadi salah satu solusi krisis energi yang terjadi di dunia,” ujarnya.

loading...

Feeds