Belum ada pernyataan resmi dari pejabat Tiongkok mengenai pembekuan tersebut. Beberapa hari terakhir, Presiden AS Donald Trump memang menekan Tiongkok. Dia meminta negara yang dekat dengan Korut itu bertindak agar Jong-un tidak mengembangkan senjata nuklirnya. Jika tidak, AS akan beraksi.
Sebelumnya, dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita AP, Han Song-ryol menyampaikan bahwa terjadi lingkaran setan di Semenanjung Korea. Banyak pihak yang saling ancam. Jika tidak ada yang menahan diri, bisa terjadi perang. Menurut Han, penyebab utamanya bukan Korut, melainkan AS. Terutama Trump yang sering mengeluarkan pernyataan provokatif melalui cuitannya di Twitter.
Kamis (13/4) Trump menyatakan bahwa Korut sedang cari masalah dengan AS. ”Trump selalu melakukan provokasi dengan kata-kata agresifnya. Bukan DPRK dan Trump yang cari masalah,” katanya.
Korut menamai dirinya Democratic People’s Republic of Korea (DPRK). Menurut dia, Korut siap berperang kapan saja. Bahkan, mereka berada dalam posisi siaga untuk menguji coba nuklirnya. ”Kami akan lakukan uji coba jika pimpinan mengatakan sudah saatnya,” tegasnya.
Pernyataan Han selaras dengan berita yang dirilis kantor berita Korut, KCNA. Mereka menyampaikan bahwa tindakan AS yang menyerang Syria dengan 59 misil tomahawk pekan lalu tidak bisa diterima. Begitu juga penempatan kapal perang di perairan sekitar Semenanjung Korea.
Menlu Tiongkok Wang Yi mengomentari ancaman wakil Menlu Korut. Dia mengatakan tidak akan ada pemenang dalam konflik bersenjata antara AS dan Korut. ”Saat perang terjadi, hasilnya hanya kerugian di mana-mana. Tidak ada yang menang,” ujarnya. Dia berharap semua pihak berhenti melakukan provokasi dan mengupayakan dialog.