Kapal Perang AS Gempur Suriah dengan 59 Rudal Tomahawk

Dalam gambar yang dirilis oleh Angkatan Laut Amerika Serikat ini, kapal perang USS Ross menembakkan rudal Tomahawk hari ini, Jumat 7 April 2017. Sasarannya adalah pangkalan udara militer Suriah (ALARABIYA)

Dalam gambar yang dirilis oleh Angkatan Laut Amerika Serikat ini, kapal perang USS Ross menembakkan rudal Tomahawk hari ini, Jumat 7 April 2017. Sasarannya adalah pangkalan udara militer Suriah (ALARABIYA)

POJOKBANDUNG.com, PENTAGON – Hampir lima lusin peluru kendali presisi Tomahawk ditembakkan militer Amerika ke arah Suriah dari dua kapal perang yang siaga di Laut Mediterrania, Jumat (7/4) pagi WIB.

Inilah serangan langsung pertama yang dilakukan Amerika terhadap pemerintahan Presiden Bashar Al Assad sejak berkecamuknya perang saudara di negara itu enam tahun terakhir ini.

Semua rudal itu diarahkan untuk menghancurkan pangkalan udara Shayrat di Suriah, yang dijadikan basis serangan senjata kimia mengerikan yang diduga dilakukan pasukan pro Presiden Bashar al-Assad, yang menewaskan sekitar 100 warga sipil, Selasa lalu.

Seorang pejabat militer AS mengatakan kepada VOA bahwa kapal perang AS yang meluncurkan 59 rudal Tomahawk adalah USS Porter dan USS Ross, keduanya kapal perusak yang dikerahkan di Laut Tengah bagian timur.

Seorang pejabat Angkatan Laut AS mengatakan pangkalan udara Suriah itu disasar karena kemungkinan besar digunakan untuk meluncurkan serangan kimia hari Selasa (4/4), yang diyakini menggunakan sejenis gas saraf, kemungkinan adalah gas sarin.

Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan di tempat peristirahatan kepresidenannya di negara bagian Florida bahwa ia memerintahkan serangan itu dan mengatakan bahwa itu merupakan “kepentingan keamanan nasional AS yang vital”. Trump juga mengajak semua negara beradab untuk bergabung dengan Amerika Serikat “guna mengakhiri pembantaian dan pertumpahan darah di Suriah.”

Keputusan untuk menyerang pasukan Suriah secara langsung ini menunjukkan perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri Amerika di sana, di mana pemerintahan sebelumnya enggan terlibat secara militer dalam perang saudara di Suriah dan lebih memusatkan perhatian pada kampanye untuk melawan kelompok ekstremis ISIS.

Sebagian analis menilai serangan ini bisa membahayakan tentara Amerika yang kini berada di Suriah, yang sebagian besar menjadi penasihat pasukan lokal menjelang serangan besar-besaran terhadap kota Raqqa, ibukota de facto ISIS. (voa/zar/jpg)

loading...

Feeds