Ini Empat Kriteria Program Pembangunan di Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher)

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher)

Kriteria ketiga, sebuah program pembangunan harus bisa dilaksanakan apabila berdampak secara dramatis. Persoalan bisa dikategorikan dramatis menyangkut situasi atau hal biasa, tapi ketika tidak segera ditangani akan berdampak dramatis.

Seperti kekuatan pangan, apabila ketersediaan pangan berkurang atau bahkan hilang akan menimbulkan kelaparan hingga korban jiwa.

Keriteria program pembangunan keempat, yaitu pembangunan harus berdampak luas nilai positif atau kebaikannya untuk masyarakat.

Aher mencontohkan program pembangunan seperti pendidikan dan kesehatan. Melalui pendidikan dan kesehatan akan menentukan kualitas generasi dan masa depan sebuah bangsa.

“Dengan pendidikan program jangka panjang manusia terjamin kehidupannya. Juga kesehatan, dengan sehat orang bisa bekerja, bisa bergerak untuk memanfaatkan kehidupannya, untuk membangun masa depannya gara-gara sehat. Ternyata pendidikan dan kesehatan itu boleh jadi dua program yang paling berdampak luas,” kata Aher.

Aher mengungkapkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Unesco menyatakan bahwa pengaruh pendidikan terhadap kemampuan daya beli sangat signifikan. Sementara pengaruh kesehatan terhadap kemampuan daya beli juga sangat signifikan.

“Unesco pernah mengangkat sebuah penelitian dengan indeks maksimal satu. Ternyata pendidikan itu berdampak positif terhadap kenaikan dan kemampuan daya beli yang memadai itu 0,94. Jadi 94 persen pendidikan itu berdampak terhadap kemampuan seseorang untuk mampu menghadirkan daya belinya yang memadai untuk kesejahteraannya,” papar Aher.

“Jika kemudian pendidikan itu disatukan dengan kesehatan, menurut Unesco ternyata dampaknya lebih signifikan lagi, 0,98 atau 98 persen pendidikan dan kesehatan ketika ada pada seseorang ternyata berdampak pada kesejahteraan dan masa depannya,” tambahnya.

Pada kesempatan ini, Aher juga meminta agar program pembangunan tidak terpaku pada anggaran yang ada. Hadirkan terlebih dahulu tujuan atau target dari pembangunan yang ingin diraih sebelum menentukan anggaran.

“Mari kita ubah pola pikir kita. Jangan sampai target-target kita itu pupus atau rendah gara-gara anggaran yang rendah. Mari kita hadirkan target sebanyak-banyaknya, sekuat-kuatnya dengan anggaran semampu kita, seadanya dengan berbagai cara, siasat, metodologi, supaya bagaimana caranya sebuah program dijalankan dengan anggaran yang pas-pasan tapi berdampak luas,” ajak Aher.

Untuk itu, menurut Aher program jangan hanya berbasis pada APBD atau APBN saja. Namun, ke depan sebuah program harus dirancang tidak hanya sebatas program tapi menjadi gerakan masyarakat. Melalui program tersebut masyarakat terangsang untuk terus melakukan program yang dicanangkan pemerintah.

Aher memberikan contoh Gerakan Tanam Cabai yang harus menjadi contoh sebuah gerakan untuk penghematan pengeluaran rumah tangga karena bisa diproduksi secara mandiri di rumah-rumah, serta menjadi gerakan kekuatan pangan.

“Mari kita hadirkan pembangunan kita itu tidak semata-mata berbasis anggaran, tapi mari kita jadikan anggaran sebagai stimulus untuk membangun gerakan masyarakat untuk mengerjakan perilaku-perilaku masyarakat sipil tertentu,” pungkas Aher.

(mun)

loading...

Feeds

BPJAMSOSTEK Tasikmalaya Gelar Employee Volunteering

POJOKBANDUNG.com, TASIKMALAYA – BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tasikmalaya melaksanakan kegiatan Employee Volunteering bersih-bersih sampah Bersama Bank Sampah Belebet dalam rangka World …