Dengan metode pembelajaran di kelas maupun e-learning, setidaknya dalam dua tahun terakhir, rerata karyawan Telkom Group yang ikut proses pembelajaran di kelas berjumlah 19-20 ribu orang/tahun sementara metode e-learning mencapai 120.000 orang/tahun.
Danang melanjutkan, selain menyabet penghargaan, pihaknya dalam waktu dekat, yakni antara April dan Mei ini, akan memasukkan berkas proses akreditasi berskala global yang diharapkan dapat dicapai standar tersebut akhir tahun ini. Berkas dan proses akreditasi ini diajukan ke akreditor global terpercaya, European Foundation for Management.
Akreditasi tersebut diharapkan makin meningkatkan reputasi atas standar kehandalan layanan Telkom Corpu, baik dari metode yang diberikan maupun keberadaan sumber daya pengelola proses pembelajarannya.
“Akreditasi ini terutama agar makin meningkatkan standar kualitas proses pembelajaran dalam rangka membangun dan meneguhkan budaya pembelajaran bagi seluruh karyawan Telkom Group. Learning process di Telkom Corpu dilakukan dengan integrated learning cycle yaitu proses pembelajaran mulai dari self learning, e-learning, classical, assigment/coaching/mentoring, sharing community of practice, hingga tacit knowledge forum,” sambungnya.
Menurut Danang, tahapan learning culture tadi sudah dilakukan meski penerapannya belum maksimal. Pada saat ini, dari seluruh tahapan proses pembelajaran tersebut, yang sedang masif dilakukan adalah metode self learning dan e-learning berupa penyediaan aplikasi mobile bernama Cognitium Video.
Aplikasi yang dihadirkan dalam platform Ios maupun Android ini dihadirkan sejak November tahun lalu, berisikan materi pembelajaran berupa aneka klip video singkat yang bersifat panduan teknis maupun manajerial terkait bidang kerja di Telkom Group.
Saat ini, kata dia, material video memang masih banyak berasal buatan mentor (widyaiswara dan expert internal) di Telkom Corpu. Namun ke depan, diharapkan karyawan juga terdorong membuat konten pula.
“Proyeksi kami, nanti pembelajaran di kelas akan makin sedikit karena karyawan bisa belajar dari mana saja dan kapan saja, dengan menggunakan media apa saja. Kalaupun masuk kelas, sifatnya lebih ditekankan pada penajaman dan diskusi lanjutan dari metode dasar yang karyawan lihat di Cognitium Video,” katanya.
Telkom Corpu juga sudah menjadi pusat sejumlah rekomendasi bisnis, seperti penerapan rekrutmen inovatif melalui Socio Digi Leader, kajian penguatan pengalaman kustomer layanan musik Melon dan Langit Musik, hingga kajian bisnis untuk PT Telin di Hongkong. Hal ini sejalan dengan prinsip layanan “from compotence to commerce”.
“Bahkan kami sudah didorong untuk berikan layanan learning center ini juga ke luar. Khususnya kepada sesama BUMN, agar sinergi sesama BUMN makin baik dalam rangka memberikan kontribusi untuk bangsa Indonesia,” pungkasnya. (azm )