Sosok di Balik Jurusan Primadona di ITB, Namanya Diabadikan Lewat Gedung Laboratorium

Prof. Matthias Aroef (kursi roda) didampingi Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi (kanan). Foto: Ist

Prof. Matthias Aroef (kursi roda) didampingi Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi (kanan). Foto: Ist

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Teknik Industri (TI) menjadi jurusan primadona di ITB. Persaingan yang sangat ketat dalam ujian masuk tidak menghalangi puluhan ribu calon mahasiswa mendaftar setiap tahunnya.

Berdasarkan laporan tracer study ITB, alumni TI ITB selalu masuk ke dalam kelompok teratas tidak hanya dalam hal kemudahan mendapatkan pekerjaan, namun juga dari sisi besarnya imbalan yang didapat.

Alumni TI ITB diklaim banyak yang sukses berkarier dan menjadi pucuk pimpinan di berbagai sektor, mulai produksi, keuangan, teknologi informasi, bahkan seni dan budaya.

Kesuksesan TI ITB tidak didapat dengan cara instan. Berbagai daya dan upaya untuk membangun, memperkenalkan dan mengembangkan jurusan TI telah dilakukan.

Di balik semua jerih payah itu, tidak sulit untuk menunjuk sebuah nama sebagai pionir pendidikan TI di tanah air. Dialah Matthias Aroef, pendiri jurusan TI pertama di Indonesia sekaligus Bapak Teknik dan Manajemen Industri di Indonesia.

Matthias Aroef lahir di kampung Tarandam, Sumatera Barat, 20 September 1930. Dia anak ketiga dari pasangan Moh. Aroef dan Rabiah Aroef. Matthias Aroef kemudian dikenal sebagai tokoh pelopor keilmuan Teknik dan Manajemen Industri di republik ini.

Nama Matthias Aroef lalu menjadi nama gedung Laboratorium Teknologi (Labtek) III yang baru selesai dirombak. Gedung di sebelah barat laut kampus Ganesha ITB itu menjadi pusat aktivitas perkuliahan bagi program studi TI (S1), Manajemen Rekayasa Industri (S1), Teknik dan Manajemen Industri (S2 dan S3), serta Logistik Berorientasi Terapan (S2).

Setelah melalui pembenahan selama satu tahun, gedung itu diresmikan pada Sabtu (25/03/2017) kemarin, sekaligus perubahan nama menjadi Gedung Labtek III Matthias Aroef.

Perubahan nama itu untuk menghargai sumbangsih Prof. Dr. H. Matthias Aroef, MSIE, IPM terhadap keilmuan Teknik dan Manajemen Industri di Indonesia.

Peresmian dihadiri banyak pihak, antara lain Prof. Matthias yang dibantu kursi roda, dan keluarga, juga Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA selaku Rektor ITB beserta jajarannya.

Kadarsah Suryadi mengatakan, Prof. Matthias adalah sosok yang selalu menginspirasi sehingga membawa ITB tidak hanya menjadi research university, melainkan juga entrepreneurial university.

“Dengan dinamakannya gedung Labtek III menjadi Gedung Labtek III Matthias Aroef, seluruh civitas akademika akan terinspirasi untuk dapat memberikan sumbangsih keilmuan seperti Prof. Matthias,” kata Rektor ITB yang juga mantan mahasiswa Prof. Matthias, melalui siaran pers yang diterima Pojokbandung.

(imn/pojokbandung)

loading...

Feeds