POJOKBANDUNG.com – National Aeronautics and Space Administration (NASA) Curiosity Rover, robot penjelajah planet Mars, mengalami kerusakan serius. NASA pun mengumumkan mengistirahatkan robot buatannya itu.
Curiosity Rover mengalami kerusakan karena aus dan penuaan di bagian mesin. Robot ini mulai menjalankan misi pemotretan Mars sejak Agustus 2012, juga mengirimkan data penting bagi ilmu pengetahuan.
“Setelah hampir lima tahun bertugas di planet merah, dan sekitar 10 mil menjelajah, pada Selasa, NASA mengumumkan Curiosity Rover istirahat,” demikian laporan Popsci.com.
Robot penjelajah Curiosity dilengkapi enam roda aluminium berukuran 20 inci dan diameter 16 inci.
Pengumuman tersebut terbilang mengejutkan. Sebabnya, Curiosity terbilang robot termuda buatan lembaga pemerintah Amerika Serikat bidang program luar angkasa itu. Selain itu, Curiosity baru menjelajah jarak 10 mil, namun mesinnya sudah aus.
Selain aus, roda-roda Curiosity yang berbentuk zigzag juga mengalami bolong dan bopeng akibat batu-batu tajam Mars.
Namun, Curiosity diklaim telah hidup dua kali lebih lama seperti yang direncanakan dalam misi utamanya.
Curiosity mungkin telah hidup lebih lama misi awal, tapi kinerjanya tak seberapa jika dibandingkan saudara tuanya yang lebih dulu mengemban misi di Mars, yakni Opportunity. Robot Opportunity telah bertugas hampir 13 tahun di Mars.
Kerusakan Curiosity diduga terjadi saat mendaki Gunung Sharp di Mars, untuk mempelajari catatan iklim di sana. Dia pernah terjebak di dalam lapisan batuan, kemudian melewati daerah yang mengandung zat kimia seperti sulfat.
Dia juga sempat terjebak tanah liat saat meneliti bukti keberadaan air di Mars untuk membuktikan adanya unsur kehidupan di sana.
Curiosity Project Scientist, Ashwin Vasavada, menyatakan Curiosity sebenarnya sudah sesuai dengan yang ditargetkan. Masalah tersebut juga tidak mengubah penggalian ilmu pengetahuan di Mars.
“Pada titik ini tidak mengubah rencana ilmu pengetahuan kita atau mengurangi kemungkinan kita belajar transisi kunci dalam mineral yang lebih tinggi di Gunung Sharp,” kata Vasavada.