Dia adalah kejutan waktu itu. Siapa yang menyangka Suzuki bisa memenangi balapan di tahun keduanya setelah kembali ke MotoGP? Sedangkan Ducati butuh waktu enam musim untuk menghentikan paceklik kemenangan.
”Misteri terbesar saat ini adalah bagaimana Vinales akan mengatasi tekanan. Sangat berbeda situasinya saat (seorang rider) menjadi pemenang sebagai kejutan (ketika di Suzuki) dengan ketika “harus” menang seperti saat ini,” ujar bintang Repsol Honda Daniel Pedrosa tentang situasi yang dihadapi Vinales.
Kenyataan lain adalah rider 22 tahun itu juga belum pernah berduel sengit siku-dengan-siku menghadapi sejumlah rider top MotoGP, terutama Marquez di kelas MotoGP. Kemenangannya tahun lalu di Inggris didapat melalui “Lorenzo-style”, yakni mendominasi lomba sejak lap pertama sampai akhir. Begitu memimpin, dia langsung kabur jauh meninggalkan lawan-lawannya.
Tak heran jika beberapa pengamat memprediksi kehadiran Vinales di Yamaha sama saja dengan Lorenzo yang “berubah wajah”. Atau Vinales rasa Lorenzo. (cak)