Man City Vs Liverpool: Pep Guardiola Mencari Pelipur Lara

Pep Guardiola Manchester City (zimbio)

Pep Guardiola Manchester City (zimbio)

POJOKBANDUNG.com, MANCHESTER –Datang ke Etihad Stadium dengan ekspektasi membumbung tinggi ke angkasa, eh ternyata Pep Guardiola malah membuat prestasi Manchester City turun ke dasar sungai. Pelatih asal Spanyol itu gagal di babak 16 besar Liga Champions dan telah tersisih di Piala Liga (EFL Cup).


Musim lalu, semifinal di Liga Champions dan juara di Piala Liga. Kini, tinggal Piala FA dan Premier League harapannya. Dan, untuk Premier League, sepertinya terlalu sulit mengejar Chelsea. Lebih sulit lagi kalau gagal menang atas Liverpool malam nanti (siaran langsung RCTI/beIN Sports 1 pukul 23.30 WIB).

Ya, sekarang mereka tertinggal 10 angka di belakang Chelsea yang berkuasa dengan 66 poin. Padahal, Premier League tinggal menyisakan 11 pertandingan. Masalahnya, Chelsea sangat stabil performanya dan Liverpool yang jadi lawan mereka adalah momok tim elite.

Liverpool memang terlihat seperti kucing ketika melawan tim ecek-ecek, tapi kala bersua tim elite, mereka mengaum layaknya singa. Faktanya, belum ada satupun klub elite yang bisa mengalahkan klub berjuluk The Reds itu. Kini, City mengejar upaya menjadi yang pertama menundukkan Liverpool.

Dengan duka yang mendalam setelah tersingkir menyakitkan dari babak 16 besar Liga Champions, City memang mencari pelipur lara. Masalahnya, dengan pertahanan yang rentan seperti yang dipertontonkan sepanjang musim ini, sepertinya mereka harus bekerja keras mengatasi kegarangan lini serang Liverpool.

Bukan sekadar revans atas bencana di awal tahun saat Pablo Zabaleta dkk kalah 0-1 di Anfield (1/1). Juga, untuk menjaga reputasi Guardiola yang tak pernah kalah back-to-back di liga domestik selama delapan tahun karir melatih. Lebih dari itu, kemenangan akan menjaga mukanya di hadapan Sheikh Mansour, owner City.

”Pelatihnya top. Mereka tim yang menyerang, begitu memenangi bola mereka pun langsung menekan. Begitu kehilangan bola, mereka langsung transisi dari menyerang ke bertahan, lalu kemudian memenanginya kembali dan balik menyerang,” ulas tactician 46 tahun itu.

Loading...

loading...

Feeds