Menurut Arief, ITB Berlin menjadi rujukan trend pariwisata dunia. Semua perkembangan terkini entah itu terkait dengan teknologi, digital, destinasi, airlines, aksesibilitas, marketing, di sektor pariwisata dunia, terbaca di acara ini.
“Ketika brand Wonderful Indonesia naik, orang dengan mudah mencari informasi tentang industri pariwisata Indonesia. Orang akan menemukan 3 prioritas utama tahun 2017 ini, Go Digital, Homestay Desa Wisata, Aksesibilitas Udara. Maka, keunggulan dan daya tarik Indonesia bukan hanya dari keindahan destinasi, alam budaya dan buatan manusia, tetapi juga potensi investasi di sektor pariwisata,” kata Arief Yahya.
Lebih lanjut, bus yang mobile di Berlin dan outdoor di halaman Messe Berlin itu, juga untuk menarik perhatian travellers asal Jerman sendiri. Apalagi, Wisman Jerman itu nomor 3 terbesar dari Eropa ke Indonesia, setelah Inggris dan Prancis.
Tahun 2016, capaiannya di angka 231.694 wisman Jerman, naik 17 persen dari tahun sebelumnya. “Proyeksi 2017, Jerman dipatok target hingga 306 ribu,” jelas Arief Yahya.
Menurut Arief, orang-orang pelaku pariwisata rata-rata adalah orang yang melek teknologi dan kekinian. Mereka hobi narsis, pecandu selfie, aktif up load foto dan video pendek di media sosial, dan digital lifetyle. Branding bus-bus dan outdoor di Berlin itu, memberi umpan kepada mereka untuk bahan bermain di medsos.
“Mereka punya peluru untuk posting dan menjadi viral di digital. Sangat efektif dibicarakan publik di darat (dunia nyata) maupun di dunia maya,” ujar Arief. (imn/jpg/pojokbandung)