Kemarin Kang Chol meninggalkan Kedutaan Besar Korut di Bukit Damansara dengan menumpang Jaguar hitam. Replika bendera Korut dalam ukuran kecil yang semula tertancap di kap mobil tersebut sudah dicabut.
Dengan pengawalan ketat, diplomat 64 tahun itu tiba di KLIA dan langsung check-in di konter Malaysia Airlines kelas ekonomi. Dia membagasikan tiga koper, empat kardus berbungkus plastik, dan satu televisi.
Dia juga membayar kelebihan bagasi 7.000 ringgit atau sekitar Rp 20,9 juta. Pesawat MH360 yang akan menerbangkan Kang Chol ke Beijing lepas landas pada pukul 18.25 waktu setempat.
Kemarin toleransi waktu bagi Kang Chol untuk berada di Malaysia berakhir pada pukul 18.00 waktu setempat. Pada jam itu, dia masih berada di KLIA karena pesawatnya baru meninggalkan landasan sekitar 25 menit kemudian.
Sebelum naik pesawat, bapak dua anak yang pernah bertugas di Somalia dan Etiopia itu sempat berbicara di hadapan media tentang pengusirannya dan investigasi kasus pembunuhan Jong-nam.
”Penyelidikan yang dilakukan oleh Kepolisian Malaysia itu sudah diatur sebelumnya,” tuduh Kang Chol.
Dia yakin, investigasi yang masih berlangsung hingga sekarang adalah rekayasa. Sebab, tujuan utama Malaysia hanyalah menjatuhkan reputasi baik pemerintahan Kim Jong-un.
Tuduhan yang sama dilontarkan Ri Jong-chol, pria Korut yang sempat ditetapkan sebagai tersangka, tapi lantas dideportasi.
Hingga sekarang, Korut tidak mengonfirmasikan identitas korban pembunuhan yang mengantongi paspor dengan nama Kim Chol tersebut. Malaysia pun tidak pernah memastikan bahwa pria 45 tahun yang tewas akibat racun VX itu adalah Jong-nam. Tapi, sejumlah kalangan dan media meyakini korban sebagai kakak Jong-un yang selama ini menetap di Makau.
Dalam jumpa pers singkat di KLIA itu, Kang Chol kembali menyatakan bahwa Malaysia berkonspirasi dengan musuh-musuh Korut untuk membuat Pyongyang terlihat buruk.
”Mereka mengautopsi jasad korban tanpa minta izin DPRK dan tanpa menghadirkan saksi dari pihak kedutaan. Mereka juga menangkap dan menahan warga DPRK selama beberapa hari tanpa bukti kuat,” kritiknya.
Najib yang berang saat kali pertama mendengar tuduhan Kang Chol tidak kaget dengan sikap sang diplomat yang hingga menit terakhirnya di Malaysia masih tetap meyakini tuduhannya sebagai kebenaran.
Kemarin pemimpin 63 tahun itu mengaku tidak mengharapkan lagi permintaan maaf dari Korut. Awalnya, dia memang menuntut Pyongyang meminta maaf atas tuduhan yang Kang Chol lontarkan.
”Sampai saat ini, kami tidak mendapatkan apa yang kami inginkan (dari Korut). Maka, saya tidak lagi berharap apa pun dari mereka,” katanya.
Seperti saran Wisma Putra (sebutan untuk Kementerian Luar Negeri Malaysia), Najib pun akan meninjau ulang hubungan dua negara. Sejak pertengahan Februari, kemesraan Malaysia dan Korut yang menonjol pada 2009 itu memudar. (imn/afp/reuters/thestar/jpnn/pojokbandung)