Orang Terkaya Arab Saudi Bukan Raja Salman, tapi Pangeran Nyentrik Ini

Alwaleed bin Talal dan Presiden Joko Widodo. Foto: Setneg.go.id

Alwaleed bin Talal dan Presiden Joko Widodo. Foto: Setneg.go.id

’’Saya mulai belajar bisnis pada awal 1990-an, tepatnya setelah mendapat pinjaman dana dari Citicorp,’’ katanya dalam wawancara dengan majalah Bespoke beberapa waktu lalu.

Saat itu dia menerima pinjaman USD 590 juta (sekitar Rp 7,8 triliun). Sekitar satu tahun kemudian, kehidupan Alwaleed mulai berubah.

Pada 1991, Citicorp bangkrut. Alih-alih berhenti menjadi nasabah bank tersebut, Alwaleed justru membeli Citicorp. Di Citicorp yang lantas menjadi Citigroup-lah, Alwaleed mulai menyemai benih-benih kesuksesan.

Beberapa tahun kemudian, pria berkacamata itu berhasil mengubah petaka Citigroup menjadi kesuksesan.

Sejak itu, Alwaleed berani menanamkan saham di perusahaan-perusahaan internasional. Tetapi, dia selalu memprioritaskan KHC yang 95 persen sahamnya dia miliki.

Dari perbankan, dia merambah bidang bisnis lain. Di antaranya, properti, media, hiburan. Seiring berjalannya waktu, bisnis Alwaleed bertambah sukses. Dia dinobatkan sebagai pebisnis paling kaya di Timur Tengah.

Kini Alwaleed juga dikenal sebagai pemilik gedung pencakar langit tertinggi di dunia, Kingdom Tower. Tangan dingin Alwaleed membikin bisnisnya selalu berhasil.

Seperti sang ayah, Alwaleed bergelimang harta. Bedanya, dia bermandi harta kekayaan dari hasil keringat sendiri, bukan dari harta warisan.

Namun memiliki harta luar biasa banyaknya, tak membuat Pangeran Alwaleed lupa daratan. Kedermawanan keponakan Raja Salman dari Arab Saudi itu sudah terbukti selama lebih dari separo hidupnya. Dia sudah menyumbang ke lebih dari 60 negara.

Dia juga menaruh perhatian terhadap hak perempuan. Bahkan, sebagian besar stafnya merupakan kaum hawa. Tahun lalu, ia melontarkan gagasan kontroversial sekaligus mengkritik Arab Saudi yang melarang perempuan mengemudi.

“Hentikan perdebatan! Saatnya bagi wanita untuk mengemudi,” katanya. Alwaleed tidak menduduki pos politik di kerajaan. Pandangannya yang modern bertolak belakang dengan kerajaan yang cenderung konservatif.

“Mencegah seorang wanita dari mengemudi mobil saat ini adalah masalah hak yang mirip dengan melarang wanita mendapatkan pendidikan atau memiliki identitas independen,” kata Alwaleed.

Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Alsaud. Foto: AFP

Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Alsaud. Foto: AFP

Alwaleed memiliki lembaga amal sendiri bernama Alwaleed Bin Talal Foundations yang tersebar di beberapa negara di dunia. Lembaga itu memberi pendampingan sosial serta bantuan untuk berbagai hal.

Sebelumnya, di lembaga tersebut Alwaleed telah mendonasikan kekayaannya USD 3,5 miliar (Rp 46,6 triliun). Selama 35 tahun belakangan ini, Alwaleed menghibahkan USD 100 juta (Rp 1,3 triliun) per tahun untuk kemanusiaan.

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …