POJOKBANDUNG.com – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud yang membawa rombongan hingga 1.500 orang, memiliki kekayaan melimpah ruah. Tetapi siapakah di antara mereka yang paling kaya?
Jawabannya bukan Raja Salman, melainkan Alwaleed bin Talal Al Saud. Alwaleed memiliki sebagian saham Raffles Hotel And Premium Residence di Jl. Prof. DR. Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan.
Tidak heran jika selama kunjungan kenegaraannya, Raja Salman nginap di hotel mewah itu.
Dikutip dari situs Raffles, Hotel Raffles hotel yang berpusat di Raffles Hotels & Resort Singapura yang sebagian sahamnya dimiliki Kingdom Hotel Investments (KHI) yang merupakan anak usaha dari Kingdom Holding Company (KHC).
KHC ialah perusahaan yang didirikan Pangeran Alwaleed. Dalam silsilah keluarga, Alwaleed adalah cucu mendiang Raja Abdulaziz bin Saud, pendiri Kerajaan Arab Saudi. Abdulaziz bin Saud ayah dari Raja Salman yang kini berlibur di Bali. Jadi Alwaleed ialah keponakan Raja Salman.
Selain Raffles Hotels & Resort, Alwaleed juga punya investasi di beberapa hotel internasional lainnya, yakni The Four Seasons, Fairmont, Swisshotel, dan Mövenpick. Tak hanya itu, Alwaleed punya saham di perusahaan IT seperti Twitter, eBay, bahkan Apple.
Tak heran jika nama Alwaleed sering menghiasi media-media internasional. Kekayaannya ditaksir mencapai 29 miliar dollar AS atau Rp372 triliun. Sedangkan kekayaan Raja Salman 17 miliar dollar AS atau Rp226 triliun.
Namun, meski kini miliuner dan lahir dari keluarga kerajaan, masa kecil Alwaleed diwarnai sekelumit duka. Sejak usia 5 tahun, Alwaleed harus menerima kenyataan pahit.
Sang ibu, Mona El Solh, berpisah dari sang ayah, Pangeran Talal bin Abdulaziz Al Saud, yang merupakan putra ke-21 pendiri Kerajaan Arab Saudi, Raja Ibn Saud.
Delapan tahun kemudian, orang tua Alwaleed resmi bercerai. Alwaleed kecil tinggal bersama sang ibu. Tidak satu atap dengan sang ayah yang bergelimang harta membuat Alwaleed biasa bekerja keras.
Apalagi, sang ibu yang merupakan putri Perdana Menteri Lebanon pertama, Riad al Solh, adalah perempuan yang tidak suka berpangku tangan.
Segera setelah diwisuda dari Menlo College and Syracuse University, Amerika Serikat (AS), pada 1979, Alwaleed langsung bekerja. Namun, pekerjaan yang dia lakoni saat itu masih jauh dari bisnis maupun investasi.