Siti Aisyah Direkrut Intelijen Korea Utara?

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto: Newsweek

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto: Newsweek

POJOKBANDUNG.com – Pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un memunculkan banyak spekulasi. Terlebih kematian itu diduga melibatkan WNI Siti Aisyah.

Bahkan muncul dugaan, pembunuhan tersebut hasil kerja intelijen Korut yang terkenal licin dan buas. Sejumlah sumber meyakini Siti Aisyah sebagai hasil kerja intelijen. Ada dugaan lembaga telik sandi Korea Utara merekrut Aisyah sebagai salah satu agennya.

Laman The Star Malaysia melaporkan, lembaga intelijen Korut yang dikenal dengan sebutan Reconnaissance General Bureau (RGB) sudah lebih dari dua dekade beroperasi di Malaysia, Singapura dan Indonesia.

Sumber di kalangan intelijen menyebut operasi RGB di tiga negara itu merupakan jaringan terbesar di luar Korut.

RGB disebut-sebut lebih memilih beroperasi di Malaysia dan Singapura. RGB pula yang mengelola operasi klandestin negeri yang beribu kota di Pyongyang itu.

Untuk menutupi operasi RGB di ketiga negara itu maka mereka biasanya menggunakan agen-agen yang menyamar sebagai insinyur, konsultan teknik konstruksi, hingga membuka restoran Korea.

“Mereka menggunakan restoran sebagai front utama untuk melakukan kegiatan intelijen dan pengawasan, menyasar politikus Jepang dan Korea Selatan, diplomat, petinggi perusahaan dan pengusaha,” ujar sumber The Star.

RGB berada di bawah kendali Kementerian Keamanan Negara dan melaporkan hasil kerjanya langsung ke Kim Jong-un. Di Indonesia, agen-agen RGB juga mengoperasikan pabrik-pabrik tekstil termasuk di Jakarta.

“Salah satunya terletak di sebuah restoran Korea Utara di pusat Jakarta yang menjadi bagian dari kantor RGB di Indonesia,” ujar sumber itu.

Dan untuk membiayai jaringan yang rumit, organisasi intelijen negara fasis itu menyelundupkan narkoba.

Salah satu yang terungkap adalah penyelundupan 125 kilo heroin ke Australia menggunakan kapal dagang bernama Pong Su pada 2003.

RGB pada awal 2000-an menggunakan Malaysia sebagai tujuan untuk mengubah rute pergerakan bahan-bahan kimia berbahaya termasuk untuk membuat gas saraf ke ibu kota Korut, Pyongyang melalui Tiongkok. (imn/ara/jpnn/pojokbandung)

loading...

Feeds