Cantone memutuskan untuk melawan balik. Tapi tidak ada cara cepat untuk menghapus video seks tersebut. Ia membawa kasus ini ke pengadilan, dengan alasan rekaman itu diunggah ke situs publik tanpa persetujuannya. Pada saat ini, ia tidak mampu lagi hidup normal.
“Ia tidak mau keluar rumah karena orang-orang akan mengenalinya. Ia sadar bahwa dunia maya dan dunia nyata sama,” jelas Teresa.
“Ia mengerti bahwa di beberapa titik situasi ini tidak akan pernah terselesaikan, yaitu calon suami, anak-anaknya kelak bisa menemukan video tersebut, video itu tidak akan pernah hilang,” terangnya.
Tiziana Cantone menenangkan diri di rumah keluarganya terletak di jalanan yang sepi di Mugnano, pinggiran kota Naples.
Perlu waktu berminggu-minggu bagi ibunya, Maria Teresa Giglio, untuk memberitahu wartawan tentang kehidupan putrinya. “Putri saya adalah seorang gadis yang baik tapi ia juga rentan,” katanya kepada BBC.
“Ia tidak memiliki sosok ayah, sejak lahir. Ia tidak pernah bertemu ayahnya. Ini mempengaruhi seluruh hidupnya,” tambahnya.
Ibu dan anak hidup bersama. Di waktu-waktu bahagianya, Tiziana mendengarkan lagu-lagu Italia, membaca novel dan bermain piano. Tapi setelah video intimnya beredar viral, ia menarik diri.
“Hidupnya hancur, di depan semua orang. Orang-orang mengolok-oloknya, yang berakhir dengan parodi di situs porno. Ia dipanggil dengan nama memalukan,” imbuhnya.
Bulan September lalu, pengadilan di Naples memerintahkan video tersebut dihapus dari berbagai situs dan mesin pencari. Tapi ia juga diperintahkan untuk membayar €20.000 (atau sekitar Rp295 juta) untuk biaya pengadilan.
Ibu Tiziana Terima Telepon Dadakan
Pada 13 September 2016, Maria Teresa Giglio pergi bekerja di balai kota setempat, sedangkan putrinya tinggal di rumah. Lalu, Giglio menerima telepon di tempat kerjanya.
“Adik ipar saya menelepon, dan dengan suara tenang ia mengatakan kepada saya untuk segera pulang. Saat saya sampai di sini, saya melihat polisi, ambulans, dan saya langsung mengerti,” tuturnya sambil menangis.
“Adik ipar saya berupaya untuk menyelamatkannya. Tetangga saya tidak mengizinkan saya untuk keluar dari mobil. Saya hampir pingsan. Mereka tidak tidak ingin saya masuk ke rumah ini. Saya bahkan tidak bisa melihatnya untuk terakhir kali,” ucapnya.