Tingginya Harga Cabai Bikin Galau

ilustrasi

ilustrasi

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Tingginya harga cabai saat ini menandakan adanya persoalan dalam  sistem tanam. Hal ini harus  segera dibenahi agar terciptanya  stabilitas pada komoditi tersebut.


Anggota  DPRD Provinsi Jawa Barat, Yunandar Eka Perwira menilai, kenaikan harga cabai saat ini bisa dicegah  dengan menerapkan langkah pola tanam cabai. Penerapannya bisa dilakukan oleh dinas terkait di pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota.

”Menurut saya, solusi pertama terkait kenaikan harga  cabai yang terjadi beberapa bulan ke belakang  ini adalah atur pola tanam  cabai,” kata Yunandar Eka  Perwira di Gedung DPRD  Provinsi  Jabar, Bandung, beberapa hari lalu.

Dia menyebut, sejauh ini langkah pengaturan pola tanam terhadap komoditas cabai tidak pernah dilakukan oleh pemerintah. Seharusnya, kata dia, hal ini dilakukan rutin setiap bulan. Dengan  begitu, dia optimistis keberadaan cabai akan stabil  di setiap waktu.

”Jangan seperti sekarang,di  saat momentum tertentu atau  musim tertentu, cabai kosong  di  pasaran sehingga harg-anya naik,” kata dia.

Menurutnya, solusi untuk melakukan pengaturan pola tanam  cabai mudah dilakukan. Namun, untuk saat ini terkendala kebijakan otonomi  daerah.

”Kebijakan otda (otonomi daerah) ini menyebabkan kabupaten/kota  memiliki kewenangan sendiri,” ujarnya.

Hal ini, kata dia,  berbeda dengan dulu di saat pemprov bisa memberikan instruksi langsung kepada kabupaten/ kota penghasil cabai. Lebih lanjut, dia mengusulkan agar dinas terkait seperti Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar bisa terlibat langsung  dengan para petani cabai di kabupaten/kota.

Keterlibatan ini sangat penting mengingat petanilah pusat  penghasil komoditas pertanian. Dia menyayangkan karena selama ini interaksi keduanya sangat minim.

”Sehingga petani kita tidak tahu berapa harga cabai di tingkat pedagang dan mereka menjualnya ke tengkulak.  Seharusnya  pemerintah bisa memfasilitasi mereka terkait pengakutan logistik,” katanya.

Dengan begitu, petani bisa  terbebas dari permainan para tengkulak yang merugikan petani dan masyarakat.

”Ini agar petani untung, dan  tengkulak tidak ’menguasai’  komoditas ini di tingkat petani  cabai,” katanya.

(mun)

Loading...

loading...

Feeds

DPRD Setujui 2 Raperda Kota Bandung

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung resmi menyetujui dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pada Rapat Paripurna …