POJOKBANDUNG.com- NANJING No. 1 Middle School memiliki bank. Namun, bank di sekolah menengah di Provinsi Jiangsu itu tidak meminjamkan uang kepada siswa. Melainkan nilai.
Tujuannya, siswa lulus ujian. Dengan begitu, mereka tidak akan mengalami stres karena gagal dalam ujian. Sistem bank nilai tersebut diperkenalkan pada November tahun lalu saat ujian tengah semester.
Bank nilai itu tidak diperuntukkan semua siswa. Hanya bagi siswa kelas X yang ikut kelas internasional. Mereka adalah para siswa yang berencana kuliah di luar negeri.
Ada 49 siswa yang ikut dalam kelas internasional tersebut. Tetapi, hanya 13 siswa yang sudah meminjam poin agar nilainya lebih tinggi daripada hasil ujiannya yang sebenarnya. Untuk bisa lulus ujian, nilai minimal yang harus didapatkan siswa adalah 60.
’’Kebijakan ini diciptakan bagi siswa yang sudah bekerja keras, tapi masih sulit lulus ujian,’’ ujar Kepala Departemen Divisi Internasional di Nanjing No. 1 Middle School Huang Kan. Dia adalah orang yang mencetuskan ide bank nilai tersebut.
Huang menjelaskan, dulu siswa yang tidak lulus ujian berkecil hati dan tertekan. Mereka tidak bersemangat dan malas belajar lebih giat. Nah, dengan kebijakan bank nilai itu, siswa tidak bakal mengalami stres maupun minder gara-gara nilainya jeblok.
Cara membayar nilai berbeda-beda bergantung setiap guru. Mayoritas memang diminta membayar pada ujian berikutnya. Namun, ada pula guru yang memiliki kebijakan lain. Siswa yang meminjam mata pelajaran fisika di kelas Yu Hongmei, misalnya.
Mereka bisa membayar pinjaman dengan menjawab benar pertanyaan-pertanyaan yang diberikan saat pelajaran berlangsung.
Guru biologi Ma Haining lain lagi. Siswa harus membayar poin yang dipinjam dua kali lipat pada ujian berikutnya. Ada pula yang cukup membayar dengan ujian praktik di laboratorium. Yang jelas, siswa tetap bersemangat belajar karena harus membayar utang nilainya tadi.