POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Indigo Creative Nation (ICN), program inkubator dan akselerator startup PT Telkom mengumumkan 13 startup terpilih dari total 300 peserta lebih untuk mengikuti program Indigo Batch II di Jakarta Digital Valley, Rabu (2/11/2016).
Arief Musta’in, EGM Divisi Digital Service PT Telkom –pengelola ICN– mengatakan, 13 rintisan usaha digital terpilih dalam tiga kriteria. Yakni market validation(sudah siap menjadi mesin bisnis), product validation(pengguna menyukai aplikasi), dan customer validation (pengguna membutuhkan aplikasi).
Pemenangnya antara lain Synchro, Chatkoo, Angon, dan Tessy, Koolva, Habibi Garden, Meetchange, Growpal, Simbah, dan Hooki Arisan. Kepada mereka, terbuka peluang injeksi modal dari Rp10 juta, Rp120 juta, hingga Rp2 miliar.
“Program inkubasi akan berlangsung sekitar enam bulan menggunakan pendekatan metode lean startupdan agile development. Jadi, kami akan bina mereka agar makin meningkat dari tahapan dasar customer validation menuju product validation, business model validation,dan akhirnya market validation,” katanya di sela-sela pengumuman.
Synchro adalah aplikasi distribusi data, Chatkoo (integrasi chatting populer dengan pesanan pelanggan), Angon (menghubungkan investor dengan peternak), Koolva (martketplace turis dengan guide), Habibi Garden (aplikasi manajemen tumbuhan), dan Meetchange (relasi individu dan organisasi non profit). Kemudian, Growpal (menghubungkan investor dengan petani dan pembeli hasil panen), Simbah (menghubungkan buyer dengan petani lokal), serta Hooki Arisan (aplikasi pengelolaan arisan).
Menurut Arief, inkubasi akan dibimbing tiga jenis mentor yakni resident mentor (mentor inti), visiting mentor (mentor tamu), dan Silicon Valley mentor(mentor langsung dari Silicon Valley, AS). Karenanya, Indigo meminta 13 startup terpilih tadi dapat mengikuti semua program inkubasi dengan sungguh-sungguh dan bisa bekerja bersama untuk sama-sama meraih sukses.
Managing Director Indigo Creative Nation, Ery Punta menambahkan, 13 startup terpilih menggenapi sembilan startup Batch I yang diumumkan pada Februari 2016 lalu.
“Di tengah gencarnya berbagai program seleksi sekaligus inkubasi startup beberapa tahun terakhir ini di Indonesia, Indigo yang memasuki tahun ke tujuh, konsisten melakukan pembinaan pada rintisan usaha digital,” katanya.
Menurut dia, sejak dihelat tahun 2009 hingga sekarang, startup yang mendaftar telah mencapai lebih dari 2.000 peserta. Dari jumlah tersebut, yang masuk program inkubator ada 65 startup dengan sebagian sudah memperoleh mentoring intens, pendanaan, hingga diberangkatkan ke Silicon Valley.
Beberapa peserta inkubator sudah masuk pasar dan makin eksis melayani pengguna, baik oleh masyarakat luas maupun oleh Telkom Group yang memiliki puluhan anak perusahaan.
Ery mencontohkan startup dengan platformperdagangan elektronik, Jarvis Store, yang kini digunakan Divisi Business Service PT Telkom. Xigent, pembuat tombol panik button, diserap oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil dalam Bandung Command Center-nya.
Kakatu, peranti filtering konten, serta Hyjabs, aplikasi perdagangan elektronik, menjadi mitra PT Telkomsel. Privi Doc, aplikasi perkantoran oleh Direktorat Consumer Telkom (Indihome). Selain mereka, beberapa yang sudah ke pasar antara lain Infokes, Cubeacon, Siji, Sasbuzz Marketing, Goers dll.
“Seluruh startup akan mendapatkan dana Inkubasi dalam dua tahap, pendanaan awal dan lanjutan. Dan kami tidak akan halangi start-up dapat pendanaan dari investor pihak ketiga dalam inkubasi selama terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Indigo,” pungkasnya.
Sementara itu, Nicko Widjaja, CEO MDI Ventures menyatakan, bahwa operasional pelaksanaan program inkubasi dan akselerasi startup Indigo seluruhnya akan dilaksanakan oleh MDI Ventures.
“Kami akan mengevaluasi sehingga mereka yang sudah di level customer validation misalnya, itu mungkin akan naik grade menjadi product validation, business model validation, hingga market validation,”pungkasnya. (agp)