POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, dan Baleendah Kabupaten Bandung, belum ada solusi permanen. Banjir di dua kecamatan tersebut, merupakan wilayah rutin tergenang air dari luapan Sungai Citarum.
“Banjir sudah menjadi rutinitas. Tapi belum ada solusi tepat. Meskipun saat ini pembuatan embung, sodetan, normalisasi berjalan, tapi belum berdampak,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Tata Iriawan Sobandi, Senin (3/10).
Tata mengatakan, hujan deras yang terjadi sepanjang Minggu malam (2/10) kemarin, mengakibatkan beberapa daerah di Kabupaten Bandung terkena banjir. Yakni di Desa Dayeuhkolot, Desa Citeureup, Kelurahan Andir dan Kelurahan Baleendah. Hingga saat ini, air sudah mulai surut meski penurunannya belum signifikan.
“Semalam air mulai naik sekitar pukul 9, puncaknya tengah malam. Sekarang mulai turun lagi, tapi kurang signifikan,” ujarnya.
Luapan air Sungai Citarum ini, lanjut dia, sempat mengganggu beberapa jalur lalu lintas, seperti Jalan Raya Andir-Katapang dan Jalan Raya Banjaran-Dayeuh Kolot. Tapi saat ini mulai normal kembali.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya mensiagakan 5 unit perahu, jika sewaktu-waktu diperlukan untuk evakuasi warga yang masih berada di pemukiman. Kelima perahu tersebut, disimpan di GOR Inkanas dan desa yang memiliki beberapa perahu kayu.
Sedangkan petugas piket yang disiagakan tadi malam mencapai 5 orang beserta unit reaksi cepat yang relatif banyak. Saat ini, kata dia, jumlah pengungsi yang terkena dampak banjir kembali mengungsi di tempat pengungsian seperti di GOR Baleendah dan GOR Inkanas. Sementara penyediaan logistik disiapkan oleh Dinas Sosial Kabupaten Bandung.
Sebelumnya, Ratusan warga mengungsi akibat banjir yang menggenang tiga kecamatan di Kabupaten Bandung. Pengungsi terkonsentrasi di sejumlah titik pengungsian yaitu di GOR Baleendah, SKB dan GOR Inkranas.
Dari data yang didapat, sebanyak 96 jiwa mengungsi di GOR Baleendah dan 246 jiwa di GOR Inkranas. Semuanya berasal dari kampung Cieunteung dan Andir.
Koordinator pengungsi di GOR Baleendah Yanti Rahmawati mengatakan, jumlah tersebut akan terus bertambah karena kebanyakan warga masih bertahan di rumahnya dan sebagian lagi mengungsi ke rumah tetangga.
“Ini baru sedikit warga, sebagian lagi nunggu situasi, bertahan di rumahnya masing-masing. Tapi kalau hujan lebat lagi bisa dipastikan warga bakal banyak yang mengungsi ke sini (GOR Baleendah),” ujar dia, Rabu (21/9).
Menurut salah seorang pengungsi, Sobari mengatakan dirinya sudah mengungsi sejak Selasa (20/9) malam. Rumahnya di RT 02/28 Kampung Cieunteung Baleendah tergenang hampir 2 meter. “Saya mengungsi sejak tadi malam, kalau cuaca terus seperti ini, kemungkinan saya mengungsi lebih dari sebulan,” katanya.
Sementara itu, Koordinator pengungsi di GOR Inkranas Dadang Koakson mengatakan, sudah ada bantuan logistik yang masuk, dari Pemerintah Kabupaten Bandung diantaranya Mie, air mineral, makanan cepat saji, minyak goreng dan beras. Untuk fasilitas kesehatan, baru hanya sebatas survey yang dilakukan oleh puskesmas dan sejumlah mahasiswa.
“Kalau kesahatan belum ada, cuma sudah ada yg survey dan pendataan,” kata dia.
Dari pantauan, sejumlah pengungsi sudah ada yang mulai mengalami sakit akibat banjir, seperti gatal-gatal dan demam.
Banjir merendam tiga kecamatan di Kabupaten Bandung sejak Selasa (20/9) malam. Di Baleendah saja, banjir merendam 3.437 rumah, 16 tempat ibadah, 4 sekolah dan sebanyak 11.795 jiwa terancam mengungsi. (apt/cr4)